
Bukan Cuma Gaza, Israel Sibuk Bombardir Habis Negara Arab Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara Israel kembali menelan korban jiwa di Lebanon selatan. Dua insinyur yang bekerja untuk sebuah perusahaan yang sebelumnya dijatuhi sanksi Amerika Serikat dilaporkan tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi dihantam pada Kamis (2/10/2025).
Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa serangan terjadi di jalan Jarmak-Khardali, sekitar 10 kilometer dari perbatasan Israel.
"Serangan musuh Israel yang menargetkan sebuah kendaraan di jalan Jarmak-Khardali menyebabkan dua orang meninggal dunia dan satu lainnya terluka," demikian pernyataan resmi kementerian, dilansir AFP.
Seorang koresponden AFP yang berada di lokasi melaporkan kondisi mobil yang hancur total dan hangus terbakar, dengan aparat keamanan serta tim penyelamat terlihat berjaga di sekitar reruntuhan.
Media resmi Lebanon, National News Agency (NNA), mengidentifikasi dua korban sebagai insinyur dari perusahaan Meamar, yang tengah dalam perjalanan memeriksa kerusakan akibat serangan Israel sebelumnya.
Meamar Construction sendiri pernah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada September 2020. Washington menuduh perusahaan itu dimiliki, dikendalikan, atau diarahkan oleh Hizbullah, dan digunakan untuk menyamarkan aliran dana serta menghindari sanksi.
Hingga kini, upaya rekonstruksi di Lebanon masih terhambat meski banyak wilayah mengalami kerusakan serius akibat konflik. Pemerintah yang tengah menghadapi krisis ekonomi berharap pada dukungan internasional, terutama dari negara-negara Teluk, untuk memulai pembangunan kembali.
Namun, serangan Israel yang terus berlanjut membuat upaya tersebut praktis tertunda.
Serangan juga dilaporkan menyasar fasilitas sementara, termasuk bangunan prefabrikasi dan alat berat. Pada Senin lalu, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan satu orang tewas ketika sebuah ekskavator di Lembah Bekaa dihantam rudal Israel.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut pada Rabu lalu bahwa mereka telah memverifikasi sedikitnya 103 kematian warga sipil di Lebanon sejak gencatan senjata disepakati November lalu.
Israel sendiri masih menempatkan pasukannya di lima titik strategis di Lebanon selatan, meski kesepakatan gencatan bertujuan mengakhiri lebih dari satu tahun ketegangan yang mencakup dua bulan perang terbuka dengan Hizbullah.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Bombardir Negara Arab Lagi, Warga Panik & Berhamburan
