Kronologi AS Temukan Kontaminasi Cs-137 di Udang dan Cengkih Indonesia

Robertus Andrianto & Damiana, CNBC Indonesia
02 October 2025 13:25
Foto kolase udang dan cengkih. (Dok. Freepik)
Foto: Foto kolase udang dan cengkih. (Dok. Freepik)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas pengawas makanan dan obat Amerika Serikat, FDA, melarang produk udang dan cengkih asal Indonesia masuk ke negara tersebut. Adalah produk udang beku milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) dan cengkih milik PT Natural Java Spice (Natural Java) yang masuk dalam daftar larangan FDA.

Larangan itu hasil uji sample oleh FDA dan menemukan kontaminasi radionuklida Cesium-137 (Cs-137) di udang dan cengkih Indonesia. Namun ditegaskan, tidak ada barang-barang yang terdeteksi positif tekontaminasi Cs-137 yang masuk ke pasar ritel AS.

Namun, akibat temuan itu, FDA dan otoritas bea dan cukai AS tidak hanya melarang kapal barang yang menuju AS masuk negara tersebut, tapi juga memerintahkan BMS menarik produk udangnya dari gerai-gerai ritel modern/ pasar konsumen.

Bagaimana sebenarnya awal temuan FDA tersebut dan bagaimana posisi pemerintah Indonesia?

Mengingat, udang dan cengkih adalah komoditas ekspor unggulan Indonesia ke AS. Mengutip catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sepanjang semester I tahun 2024, sekitar 63,2% ekspor udang Indonesia dikirim ke AS dengan ilai mencapai US$477,29 juta.

Sementara, Tradingeconomics mencatat, nilai ekspor cengkih Indonesia ke AS melonjak 2 kali lipat selama 5 tahun terakhir. Dari US$7,02 juta di tahun 2020 menjadi US$13,7 juta di tahun 2024.

Larangan FDA atas udang dan cengkih RI sebagai buntut temuan paparan Cs-137 itu tentu akan mengancam nasib ekspor komoditas unggulan RI tersebut.

Awal Mula Temuan FDA AS

FDA mengaku mendeteksi paapran Cs-137 pada saat pemeriksaan yang dilakukan di awal Agustus 2025. Pada tanggal 19 Agustus 2025, FDA mengumumkan menemukan kontaminasi Cs-137 pada produk udang beku Indonesia, yang kemudian dinyatakan merupakan produk milik BMS.

FDA menyebut, paparan Cs-137 akan merugikan kesehatan dan dalam jangka panjang, meski dosis rendah, akan menimbulkan efek samping yang dapat berbahaya. FDA lalu merekomendasikan agar warga AS jangan menjual kembali dan jangan memakan udang-udang tersebut.

Dalam Import Alert 99-51 yang dirilis FDA di situs resminya tanggal 18 September 2025, muncul nama PT Natural Java Spice dalam Daftar Merah produk yang ditahan tanpa pemeriksaan fisik. Dalam deskripsinya, produk Natural Java yang masuk Daftar Merah ini adalah semua produk rempah-rempah.

Dari penjelasan FDA, masuknya produk Natural Java ini menyusul temuan pada saat penyaringan dan pemeriksaan potensi paparan Cs-137 masih berlangsung.

"FDA mendeteksi Cs-137 pada satu sampel cengkih PT Natural Java Spice. Karena itu, produk rempah-rempah yang dikirim PT Natural Java Spice ke AS juga telah ditambahkan ke dalam daftar peringatan impor kontaminasi kimia," tulis FDA dalam keterangan di situs resmi, dikutip Kamis (2/10/2025).

"Produk-produk dari PT Bahari Makmur Sejati dan PT Natural Java Spice tidak diizinkan masuk AS sampai perusahaan menginformasikan dan memberi bukti memadai ke FDA, bahwa perusahaan telah mengatasi kondisi penyebab pelanggaran," tambah FDA.

Disebutkan, jumlah Cs-137 yang tiggi berpotensi muncul di lokasi-lokasi di mana terjadi kontaminasi menetap akibat peristiwa seperti Chernobyl 1986 dan Fukushima 2011.

FDA meminta bukti memadai telah dilakukan penanganan terhadap sumber masalah dan telah diselesaikan. Untuk menjamin pengiriman produk berikutnya telah memenuhi Undang-Undang Federal tentang makanan, obat-obatan, dan kosmetik.

18 Kontainer Udang Beku BMS Dipulangkan ke Indonesia

Merespons kasus temuan kontaminasi Cs-137 ini, pemerintah pun turun tangan. Dan melakukan peninjauan dan pemeriksaan langsung. Dan telah membentuk Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 dan Kesehatan pada Masyarakat Berisiko Terdampak.

Dalam perjalanannya, produk udang beku milik BMS yang dilarang masuk AS, dipulangkan kembali ke Indonesia.

Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kemenko Pangan Bara Krishna Hasibuan dalama konferensi pers di kantor Kemenko Pangan hari Rabu (17/9/2025) menjelaskan, sejak tanggal 2 September 2025 terdapat 18 kontainer produk udang yang dipulangkan dalam perjalanan ekspor ke Amerika Serikat (Return on Board/RoB) milik BMS telah tiba kembali di Indonesia.

"Pada hari ini pemerintah mengumumkan bahwa 18 kontainer RoB telah selesai dilakukan pengujian mutu dan kadar radioaktif Cs-137. Hasil pemeriksaan oleh BRIN menunjukkan, produk udang tidak terdeteksi radioaktif Cs-137," kata Bara.

Namun kemudian dalam konferensi pers di kantor Kemenko Pangan hari hari Selasa (30/9/2025), Bara menyatakan, pada 18 kontainer tersebut memang ditemukan kontaminasi Cs-137. "18 ditemukan, memang ada kontaminasi, tapi jauh-jauh di bawah, sangat-sangat minim," kata Bara.

Udang-udang tersebut kemudian dilepas-dikembalikan kepada BMS. "Nah terserah oleh mereka diapakan itu. Kita kembalikan ke mereka," ucapnya.

Penjelasan Pemerintah dan Percepatan Dekontaminasi

Pada hari Selasa (30/9/2025), Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menggelar rapat koordinasi di kantornya. Usai rapat, kepada media, Zulhas mengatakan, pemerintah menetapkan Kawasan Industri Cikande, Banten berstatus penuh khusus dekontaminasi radiasi Cs-137. Status tersebut diberikan usai investigasi oleh satgas penanganan Cs-137 yang menunjukkan adanya kontaminasi.

"Hari ini menetapkan Cikande, sebagai status kejadian khusus radiasi radionuklida CS-137," ucap Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan di kantornya pada Senin (30/9/2025).

Zulhas menjelaskan, penetapan status tersebut agar bisa melakukan akselerasi dengan cepat. Dan, memastikan kontaminasi atau pencemaran radiasi hanya berada di Cikande berdasarkan hasil investigasi satgas penanganan.

Dia lalu menjelaskan asal-usul kontaminasi Cs-137.

"Investigasi Satgas memastikan kontaminasi CS-137 hanya terjadi di Cikande. Tidak pada rantai pasok nasional maupun ekspor. Jadi hanya terdiri di Cikande. Nah oleh karena itu, kita hari ini menetapkan Cikande, yang khusus di Cikande itu, sebagai status kejadian khusus radiasi radionuklida Cs-137. Status penuh khusus," terang Zulhas.

"Ini saya ulang-ulang lagi. Tidak ada di tempat lain," tambahnya.

Dia menjelaskan, ada bubuk besi bekas mengandung Cs-137 yang ditemukan di 14 kontainer di Tanjung Priok. Kontainer itu lalu memuat udang beku yang dikirim ke AS, dan ternyata udang yang di dalamnya terkontaminasi Cs-137 dari sisa bubuk scrap.

"Datangnya dari Filipina. Diduga dari bubuk scrap itu. Jadi kita sudah re-ekspor. Kita sudah ekspor 14. Kemarin ada lagi 9. Saya sudah minta kepada Bea dan Cuka untuk segera dieskpor," kata Zulhas.

"Kalau kontainernya masuk, muatnya udang saja bisa tercemar udangnya. Nanti muat apa lagi? Kan itu berbahaya. Makanya kita melakukan re-ekspor," sambungnya.

Zulkifli mengatakan, pemerintah dan Satgas terus melakukan pengawasan terhadap kepatuhan standar yang ketat.

"Pemerintah dan satgas terus melakukan pematuhan ketat memberikan perlindungan bagi pekerja dan masyarakat terbapak. Sesudah memastikan industri udang nasional tetap aman, sehat, berdaya saing di pasar global," ucapnya.

Adapun beberapa kontainer yang diperiksa setelah kembali dari Amerika Serikat memiliki tingkat radiasi di bawah ambang batas.

"Kalau CS 137 itu di atas ambang baku kita juga punya standar 500. Kalau Amerika itu 1200. Kita 500. Nah ternyata yang sudah kembali ada beberapa yang hanya minimum, 68," ungkapnya.

"Jadi yang itu jelas silahkan. Boleh dimakan. Nah kita 500 ini 68," ujarnya.

Akan tetapi, Zulhas menegaskan untuk kontainer yang memiliki tingkat radiasi di atas 500, akan dimusnahkan.

"Tapi kalau yang di atas 500 kita musnahkan!," katanya.

Butuh Waktu Beberapa Bulan

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq dalam keterangan resminya mengungkapkan, dengan status kejadian khusus di Kawasan Industri Modern Cikande tersebut, seluruh aktivitas di dalam sepenuhnya berada di bawah kendali Satgas. Ini sebagai langkah strategis untuk memastikan penanganan yang menyeluruh, terukur, dan aman bagi lingkungan serta kesehatan publik.

Bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Komando Brimob Polri (KBRN), kata dia, dilakukan pengamanan lokasi dan mencegah kontak langsung dengan manusia. KBRN segera memasang garis pengaman di delapan titik teridentifikasi, dilanjutkan proses dekontaminasi oleh Tim Khusus Pelaksana.

Disebutkan, hingga saat ini Satgas telah mengidentifikasi sepuluh titik yang memancarkan radiasi Cs-137 dengan intensitas berbeda-beda.

Dua titik telah berhasil didekontaminasi, dan material radioaktifnya telah dipindahkan ke gudang PT Peter Metal Technology Indonesia yang terkonfirmasi sebagai sumber lokal pencemaran.

"Aktivitas di gudang tersebut telah dihentikan sepenuhnya, sementara hasil dekontaminasi ditangani sesuai standar ketat BAPETEN dan BRIN. Delapan titik lainnya akan didekontaminasi secara bertahap setelah inventarisasi detail dilakukan untuk memastikan parameter penanganan yang presisi dan efektif," kata Hanif, dikutip dari situs resmi, Kamis (2/10/2025).

Kata dia, proses dekontaminasi dan remediasi akan memerlukan waktu beberapa bulan hingga kawasan benar-benar pulih. Meski demikian, Hanif memastikan seluruh situasi saat ini dalam kondisi terkendali.

"Sekali lagi kami tegaskan, kondisi ini sudah terkendali dengan sangat presisi. Masyarakat tidak perlu panik, karena semua langkah penanganan dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti standar pengamanan yang ketat," tegas Hanif.

"Penanganan cemaran radiasi bukan hanya soal teknis dekontaminasi, tetapi juga soal tanggung jawab negara melindungi warganya. Kami memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar keselamatan internasional, dengan kolaborasi lintas lembaga yang solid," tambahnya.

Plt. Kepala BAPETEN, Sugeng Sumbarjo menambahkan bahwa langkah cepat pemerintah sangat krusial dalam mencegah risiko lebih luas.

"Cesium-137 adalah zat radioaktif yang memerlukan kehati-hatian tinggi dalam penanganannya. Langkah cepat yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan upaya maksimal untuk memutus rantai risiko sejak dini," jelas Sugeng, dikutip dari keterangan sama dirilis KLH/ BPLH tersebut.

Terkait kasus cengkih milik Natural Java, Hanif pun telah memberikan responsnya.

Dia mengungkapkan telah mengirimkan tim untuk mendalami dugaan paparan CS-137 tersebut. Dan akan meninjau perusahaan eksportir cengkih bersama dengan Menteri Perindustrian serta Kementerian/ Lembaga terkait.

"Kemudian notice ke kami, tim, bahwa yang sama juga terjadi di cengkeh. Kami telah menurunkan tim hari ini, rencananya hari Sabtu besok kami akan kunjungan langsung ke sana untuk melakukan langkah-langkah lebih lanjut," kata Hanif, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (1/10/2025).

"Jadi pemerintah sangat memperhatikan serius isu ini, tidak main-main. Jadi selain keselamatan di dalam negeri, juga tentu berdampak kepada isu-isu perdagangan. Jadi kita menjaga betul ini, dengan sangat prudent, namun tidak menimbulkan kepanikan," tegas Hanif.

Import Alert 99-51 memuat Daftar Merah berisi produk RI yang dilarang masuk RI akibat kontaminasi Cs-137, tangkapan layar situs resmi US FDA, Kamis (2/10/2025).Foto: Import Alert 99-51 memuat Daftar Merah berisi produk RI yang dilarang masuk RI akibat kontaminasi Cs-137, tangkapan layar situs resmi US FDA, Kamis (2/10/2025).
Import Alert 99-51 memuat Daftar Merah berisi produk RI yang dilarang masuk RI akibat kontaminasi Cs-137, tangkapan layar situs resmi US FDA, Kamis (2/10/2025).

(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negosiasi Tarif Trump Terganggu Kasus Dugaan Udang RI Kena Radioaktif?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular