Banjir Truk Impor China Datang, Ribuan Lowongan Kerja di RI Melayang

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
25 September 2025 13:55
Ilustrasi Truk bekas dari China. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Truk bekas dari China. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri karoseri dalam negeri tengah terpukul oleh maraknya impor utuh (completely built-up/CBU) truk asal China. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas produksi hingga menyentuh ancaman hilangnya puluhan ribu lapangan kerja di sektor padat karya ini.

Berdasar data General Administration of Customs of The People's Republic of China (GACC), impor truk utuh dari Tiongkok mencapai 13.669 unit pada tahun 2024 lalu. Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumajeng menyebut industri dalam negeri yang mengerjakan maka dampaknya ratusan ribu orang bisa bekerja.

"Ada 13.000 unit impor sebenarnya itu kan pasar kami. Nah bahwa itu dikerjakan berapa orang kan memang tergantung dari masing-masing perusahaan ya. Kalau sampai 13.000 unit, satu perusahaan ada yang produksi kira-kira 200-300 unit/bulan, itu aja karyawannya 2.000 pekerja. Karena Karoseri padat karya," kata Sommy kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/9/2025).

Sommy menyoroti masuknya 13.000 unit kendaraan CBU sebagai ancaman langsung terhadap pasar industri karoseri lokal. Pasar yang seharusnya dikerjakan oleh tenaga kerja dalam negeri kini justru hilang begitu saja.

"[Dampak impor 13 ribu ke 100.000 orang ya?] Bisa. Yang harusnya bekerja tapi akhirnya karena nggak ada kerjaan," ujar Sommy.

Ia bilang kondisi industri karoseri saat ini cukup memprihatinkan, terutama di tengah banjirnya kendaraan impor. Banyak perusahaan karoseri di berbagai daerah sudah mulai mengalami penurunan aktivitas produksi secara signifikan.

"Apakah itu sudah banyak yang kena PHK? Kami itu di karoseri itu cukup masif ya. Soalnya perusahaan karoseri itu total tuh di Indonesia sekitar 500 lebih yang ter-capture. Kalau yang terdaftar di kementerian itu mungkin sekitar 600-700 karoseri. Tentunya itu ada besar-kecil," kata Sommy.

Sommy menjelaskan, meski tidak semua pekerja karoseri berstatus karyawan tetap, dampaknya tetap terasa karena sistem kerja borongan yang menjadi mayoritas. Para pekerja hanya dipanggil saat ada proyek, hilangnya pasar akibat impor ini bisa berdampak pada puluhan ribu pekerja yang kehilangan potensi pekerjaan.

"Kebetulan major business-nya karoseri itu kan karyawannya itu, tentu terutama worker-nya itu kan semua kebanyakan borong. Jadi sebenarnya tidak mengenal PHK juga. Maksudnya kalau ada kerjaan kan dia dipanggil ke kerja. Kalau nggak ada kerjaan ya dia nggak ada kerjaan kan gitu kan," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Jerit Hati Pengusaha Tekstil ke DPR: Importir 'Nakal' Binasakan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular