RI Bakal Bangun Proyek Baterai EV Lagi, Kini Investornya dari China

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
19 September 2025 15:50
Zhejiang Huayou Cobalt. (Istimewa)
Foto: Zhejiang Huayou Cobalt. (Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan kelanjutan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik dengan nilai investasi US$ 8 miliar setara Rp 131,07 triliun (asumsi kurs Rp 16.397 per US$).

Proyek tersebut akan dikerjakan oleh investor asal China Zhejiang Huayou Cobalt Co (Huayou), dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika yang dilanjutkan oleh Huayou akan berjalan pada kuartal 4 (Q4) 2025 ini.

"Yang (proyek) Titan yang Huayou ya? Sepertinya itu akhir Oktober atau awal November gitu lah. Sekitar itu lah. Kalau yang Huayou ya," jelas Erani saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Sejatinya, Huayou menggantikan posisi yang sebelumnya ditempati oleh perusahaan baterai EV asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution (LGES). Namun, LGES mundur dari konsorsium dengan IBC, perusahaan patungan antara PT Aneka Tambang (Antam), PT Inalum, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).

Keluarnya LGES dalam proyek rantai pasok baterai tersebut merupakan keputusan yang diambil oleh pemerintah. Hal ini terjadi lantaran LGES tidak memenuhi komitmen awal yang sudah disepakati.

Tidak hanya mundur pada proyek dengan IBC, LGES mundur dalam rencana investasi pada ketiga joint venture (JV) yang sudah direncanakan. Sedangkan, satu JV lainnya, yakni JV keempat, sudah beroperasi saat ini dan masih terus berprogres.

Investasi Huayou di RI

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani sempat menyebutkan Huayou akan menambah investasi di Indonesia, termasuk pada proyek ekosistem baterai EV.

Tidak main-main, potensi tambahan investasi Huayou di dalam negeri mencapai US$ 20 miliar setara Rp 335,56 triliun (asumsi kurs Rp 16.759 per US$).

"Nah, mereka menyampaikan potensi untuk investasi dari grup Huayou ini, ke depannya menurut perhitungan mereka bisa akan mencapai US$ 20 miliar, tambahan," jelas Rosan saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Dalam catatan Rosan, Huayou sudah berinvestasi di Indonesia hingga saat ini senilai US$ 8,8 miliar. Tak cuma itu, Huayou dikabarkan juga akan mengembangkan proyeknya di dalam negeri tepatnya di kawasan industri Weda Bay dan Morowali.

"Nah, mereka sekarang ingin mengembangkan juga sendiri untuk lahan industrial park seperti yang di Morowali, di Weda Bay. Kita kan ingin mengembangkan di tempat-tempat lain juga. Nah, rencana ini lokasinya di Pomalaa," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LG Mundur dari Investasi Baterai EV di RI, Ini Penggantinya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular