Menapaki Lintasan Baru Tambang Berkelanjutan RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 September 2025 18:50
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Selasa (24/09/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Selasa (24/09/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia semakin mantap menapaki lintasan baru dalam pengelolaan tambang berkelanjutan. Langkahnya mungkin tak sekencang kereta cepat, namun pijakannya penting untuk membangun fondasi ekonomi hijau yang lebih kuat.

Di tengah sorotan publik mengenai dampak lingkungan, sektor tambang mulai berlomba untuk berbenah. Salah satu contohnya, seperti yang telah dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID.

Langkah ANTAM dalam mewujudkan kegiatan pertambangan berkelanjutan menjadi modal berharga untuk menempatkan perusahaan sebagai kekuatan besar di masa mendatang.

Sekretaris Perusahaan ANTAM Syarif Faisal Alkadrie menjelaskan, sebagai bentuk dukungan terhadap target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE), perusahaan telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi karbon sebesar 15,8% pada 2030, dibandingkan skenario business as usual (BAU) 2023.

Namun, sejalan dengan arahan dari MIND ID, target tersebut meningkat menjadi 21,4% pada 2030. ANTAM juga menargetkan porsi energi terbarukan mencapai 10% dari total energi yang digunakan.

Meski demikian, Faisal mengakui hal ini bukanlah tugas yang mudah, terutama karena secara bisnis, ANTAM bergerak di industri pengolahan yang sangat bergantung pada energi.

"Kami komit untuk net zero emissions dan kami komit untuk mengurangi emisi menggunakan energi terbarukan," kata Faisal dalam acara Sosialisasi MediaMIND di Jakarta, Selasa (9/9/2025).

Selain itu, perusahaan juga menegaskan bahwa setiap tambang yang dibuka wajib direklamasi, dengan target tingkat keberhasilan minimal 75% dalam kurun lima tahun.

Komitmen ANTAM dalam menjalankan aktivitas tambang berkelanjutan juga tidak hanya berlaku di sektor hulu, tetapi juga menjadi perhatian serius di sektor hilir.

Di unit Logam Mulia misalnya, meski kebutuhan energi dalam proses produksinya relatif sedikit dibandingkan smelter, perusahaan berkomitmen memaksimalkan penggunaan energi terbarukan.

Hal tersebut dilakukan agar produk emas yang dihasilkan ramah lingkungan, karena hampir 93 persen energi yang digunakan dalam proses produksi logam mulia akan bersumber dari energi terbarukan.

Kinerja Keuangan Tokcer, Hilirisasi ANTAM Siap Ngebut

Berdasarkan data perusahaan, ANTAM mencatatkan kinerja yang cukup mengagumkan selama tiga tahun terakhir. Bahkan, perusahaan berhasil mencetak pendapatan tertinggi sepanjang sejarah pada 2024.

Pada 2024, ANTAM membukukan penjualan bersih sebesar Rp 69,19 triliun atau melonjak 69% dibandingkan tahun 2023 yang hanya Rp 41,05 triliun.

Laba usaha tercatat Rp 3,00 triliun atau naik 15% secara tahunan. Sementara itu total aset perusahaan tercatat mencapai Rp 44,52 triliun atau meningkat 4% secara tahunan.

Di sisi lain, ANTAM tengah membangun rantai nilai tambah yang lebih lengkap, mulai dari hulu hingga proses daur ulang baterai kendaraan listrik. Dalam upaya hilirisasi, perusahaan juga tengah mempercepat pengembangan hilirisasi emas dan bauksit melalui dua proyek strategis utama.

Pertama, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat berkapasitas 1 juta ton SGA per tahun dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2025. Proyek ini dijalankan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), perusahaan patungan antara Inalum (60%) dan ANTAM (40%).

Kedua, modernisasi pabrik Logam Mulia di Gresik yang memiliki kapasitas pengolahan emas 30 ton hingga 5 juta keping (pieces) gold minted bars and coins.

Sementara itu, Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin menilai industri pertambangan dan pengolahan mineral konsisten memperkuat kinerja operasional Grup untuk menciptakan nilai tambah ekonomi RI.

Dalam menjalankan peran tersebut, sektor tambang konsisten berpegangan teguh pada prinsip keberlanjutan sebagai landasan utama.

MIND ID sendiri diketahui menaungi sejumlah perusahaan tambang, mulai dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Maroef menjelaskan, fondasi keberlanjutan dalam operasional Grup MIND ID berangkat dari penerapan good mining practices. Setiap tahapan dijalankan secara bertanggung jawab.

"Bagi MIND ID, sustainability bukan sekedar tambahan melainkan wujud nyata dari semangat MIND ID for Indonesia and the world, ini semangat moto kami yang baru," kata Maroef dalam acara MINDialogue CNBC Indonesia, dikutip Kamis (4/9/2025).

Menurut dia, MIND ID for Indonesia and the World merefleksikan komitmen MIND ID untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia melalui penciptaan nilai tambah dengan praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Dengan begitu, kekayaan alam Indonesia dapat dinikmati secara berkelanjutan oleh generasi mendatang.

"Lebih dari itu, semangat ini menegaskan bahwa MIND ID siap menjadi perusahaan berkelas dunia yang beroperasi sesuai standar internasional dan berperan aktif di kancah industri pertambangan global," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MIND ID Dukung ANTAM Bangkitkan Ekonomi Nasional Lewat Hilirisasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular