Internasional

Bukan Cuma RI-Nepal, Bendera One Piece Berkibar di Demo Besar Prancis

luc, CNBC Indonesia
12 September 2025 14:35
Seorang pengunjuk rasa memegang suar asap dan mengibarkan bendera bajak laut selama demonstrasi yang merupakan bagian dari gerakan protes "Bloquons tout" ("Mari kita blokir semuanya"), di Montpellier, Prancis selatan, pada 10 September 2025. (Photo by Gabriel BOUYS / AFP)
Foto: Seorang pengunjuk rasa memegang suar asap dan mengibarkan bendera bajak laut selama demonstrasi yang merupakan bagian dari gerakan protes "Bloquons tout" ("Mari kita blokir semuanya"), di Montpellier, Prancis selatan, pada 10 September 2025. (AFP/GABRIEL BOUYS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang demonstrasi besar-besaran di Prancis menjadi salah satu mata rantai panjang protes terhadap pemerintah maupun parlemen yang pecah di sejumlah negara.

Terbaru, pada Rabu (10/9/2025), puluhan ribu demonstran memblokir jalan raya, membakar barikade, hingga bentrok dengan polisi sebagai bentuk penolakan terhadap Presiden Emmanuel Macron, elit politik, serta rencana pemangkasan anggaran negara.

Pemerintah mengerahkan lebih dari 80.000 aparat keamanan di seluruh negeri untuk mengendalikan situasi. Polisi antihuru-hara menyingkirkan barikade, menembakkan gas air mata, dan menggunakan water cannon untuk membubarkan massa di sejumlah titik panas.

Di ibu kota Paris, ketegangan berkobar ketika polisi beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah kerumunan. Hampir 200 orang ditahan di kota tersebut, sementara secara nasional lebih dari 300 demonstran ditangkap.

Gerakan bernama "Block Everything" yang awalnya muncul di media sosial pada Mei lalu dari kelompok kanan, kini telah melebar ke sayap kiri dan kiri jauh. Aksi ini menandai puncak ketidakpuasan publik terhadap kebijakan penghematan pemerintah.

Protes besar ini berlangsung di hari yang sama ketika Sebastien Lecornu, seorang konservatif, resmi menjabat sebagai perdana menteri baru menggantikan pendahulunya yang dipaksa turun oleh parlemen akibat rencana pemotongan anggaran drastis.

Namun, bagi banyak pengunjuk rasa, pergantian perdana menteri bukanlah solusi.

Dalam protes tersebut, berkibar bendera Jolly Roger, lambang bajak laut dari manga populer Jepang, One Piece.

Bukan kali ini bendera tersebut dikibarkan oleh demonstran yang mayoritas anak muda tersebut. Sebelumnya, demonstrasi besar di Indonesia dan Nepal juga menjadi sarana berkibarnya bendera tersebut.

Adapun bendera itu kini disebut-sebut sebagai simbol kebebasan dan perlawanan terhadap ketidakadilan,, sama seperti makna dalam cerita aslinya.

Perlu diketahui, Prancis kini menghadapi tekanan besar untuk memangkas defisit anggaran yang hampir dua kali lipat dari batas maksimal Uni Eropa sebesar 3%. Utang publik bahkan telah menumpuk hingga setara 114% dari PDB.

Pemerintah sebelumnya mengusulkan pemotongan belanja sebesar 44 miliar euro, rencana yang semakin memicu amarah masyarakat luas.

Di Paris, massa pelajar dan mahasiswa ikut bergabung dalam barisan protes. Ratusan pemuda berkumpul di luar stasiun Gare du Nord meneriakkan slogan anti-Macron.

Di kota Nantes, barikade dari ban dan tong sampah dibakar untuk menutup jalan tol. Polisi membalas dengan gas air mata saat demonstran mencoba menduduki bundaran. Di Rennes, sebuah bus dibakar, sementara di Montpellier aparat melepaskan gas air mata ke arah kerumunan yang memasang spanduk bertuliskan "Macron mundur".

Di Paris sendiri, aparat menembakkan gas air mata ke arah pelajar yang memblokade pintu masuk sekolah menengah. Petugas pemadam kebakaran membersihkan sisa sepeda dan tong sampah yang dibakar di berbagai titik, termasuk di dekat pusat perbelanjaan Châtelet, tempat terjadi bentrokan singkat dan sebuah gedung ikut terbakar.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Macron akan Kunjungi RI 27-29 Mei, Temui Prabowo-Perkuat Hubungan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular