
Siaga PD 3! Putin Gelar Latihan Perang di Gerbang NATO, Pakai Nuklir

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dan sekutu utamanya, Belarus, akan memulai latihan militer gabungan besar-besaran pada hari Jumat (12/9/2025). Hal ini terjadi beberapa hari setelah Polandia menuduh Moskow meningkatkan ketegangan dengan menembakkan drone serang melalui wilayah udaranya.
Latihan yang dinamakan "Zapad" ini akan diadakan di dekat Borisov, sebuah kota di sebelah timur ibu kota Minsk, sejengkal gerbang negara NATO, Polandia. Tapi Moskow mengklaim meski ada ketegangan dengan Warsawa, latihan ini bukanlah untuk persiapan sesuatu yang lebih besar.
"Ini adalah latihan yang sudah direncanakan, tidak ditujukan untuk melawan siapa pun," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip AFP.
Biasanya diadakan setiap empat tahun, Zapad tahun 2025 adalah yang pertama selama konflik di Ukraina, dan akan berlangsung hingga Selasa, 16 September. Moskow mengirim sekitar 200.000 tentara untuk latihan serupa pada tahun 2021, hanya beberapa bulan sebelum melancarkan serangan ke Ukraina.
Namun, Zapad tahun ini diperkirakan akan jauh lebih kecil, karena ratusan ribu tentara Rusia dikerahkan di Ukraina. Serupa, Belarus telah mengatakan pada Januari bahwa 13.000 tentara akan terlibat dalam latihan, tetapi pada Mei mereka mengatakan jumlahnya akan dikurangi sekitar setengahnya.
Kepanikan NATO
Hal ini menimbulkan kepanikan negara-negara NATO. Polandia, Lithuania, dan Latvia telah meningkatkan keamanan menjelang latihan.
Warsawa memerintahkan penutupan total perbatasannya dengan Belarus selama latihan berlangsung. Sementara Lituania dan Latvia juga telah mengumumkan penutupan sebagian wilayah udara.
Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk memperingatkan "hari-hari kritis" bagi negaranya. Ia mengatakan Polandia berada di dekat "konflik terbuka" lebih dari kapan pun sejak Perang Dunia II, setelah Polandia dan sekutu-sekutu NATO-nya menerbangkan jet untuk menjatuhkan drone Rusia yang terbang melintasi wilayah udaranya pada Rabu pagi.
"Latihan ini dirancang untuk mensimulasikan pendudukan koridor Suwalki," ujarnya, menjelaskan celah geografis yang membentang di sepanjang perbatasan antara Polandia dan Lithuania, diapit oleh Belarus dan daerah kantong Rusia di Kaliningrad.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, juga mengeluarkan peringatan tentang niat Moskow. Ukraina sendiri masih berperang dengan Rusia, dimulai sejak 2022 lalu.
"Makna dari tindakan Rusia seperti itu jelas bukan defensif dan diarahkan tepatnya tidak hanya terhadap Ukraina," katanya di Kyiv pada hari Kamis.
Pakai Senjata Nuklir
Sementara itu, penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus telah memberikan dimensi baru pada latihan tersebut. Minsk mengatakan pada bulan Agustus bahwa latihan akan melibatkan rudal baru Rusia yang berkemampuan nuklir, yang dijuluki Oreshnik, serta pelatihan serangan nuklir.
Menurut Vassily Kashin, seorang analis militer dan anggota Dewan Urusan Internasional Rusia yang berafiliasi dengan Kremlin, latihan itu merupakan demonstrasi dan pelatihan tempur yang nyata.
"Kita harus siap untuk membela Belarus, jika perlu," katanya kepada AFP, mencatat bahwa Polandia dan sekutunya berencana untuk mengadakan latihan balasan mereka sendiri hingga September.
"Praktik latihan saingan oleh Rusia dan anggota timur NATO pada saat yang sama mungkin akan terus berlanjut, sama seperti saat Perang Dingin," tegasnya.
Tapi, analis militer yang berbasis di Moskow, Alexander Khramchikhin, mengatakan latihan tersebut "terlalu dibesar-besarkan". Ia menyebutnya "hanya pertunjukan" dengan sedikit "signifikansi khusus".
"Latihan serupa diadakan pada waktu ini setiap tahun, bergantian antara berbagai bagian Rusia dan sebelumnya termasuk simulasi nuklir," tuturnya.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Tambah Senjata Nuklir Era Perang Dingin, Intel AS Warning NATO
