
Dirut Pertamina Tekankan Tak Ada Monopoli BBM!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak ada praktik monopoli dalam proses distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Hal ini merespons 'kosongnya' stok BBM yang ada di sejumlah SPBU swasta dalam sepekan terakhir ini.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memastikan bahwa Kementerian ESDM dan BPH Migas sejatinya telah memberikan kuota impor sesuai dengan kebutuhan badan usaha penyalur BBM pada saat itu.
"Kalau kita melihat sebenarnya begini ya, apalagi ada yang sempat seolah-olah ada monopoli. Tidak, tidak ada sama sekali monopoli," kata Simon di Gedung DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Sementara, saat disinggung mengenai kesiapan perusahaan dalam memasok kebutuhan BBM swasta, Simon mengatakan bahwa pembicaraan masih terus berlangsung. Namun yang pasti stok BBM Pertamina hingga akhir tahun masih mencukupi.
"Ya sampai akhir tahun. Tapi ya kita sambil lihat lagi keadaan," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura menjelaskan bahwa opsi untuk membeli BBM langsung dari Pertamina memang menjadi pembahasan dalam pertemuan bersama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Namun demikian, rencana tersebut belum bersifat final.
"Itu kan baru saran ya. Tapi maksudnya kami kan tetap melihat apapun potensinya, alternatif-alternatifnya. Jadi tidak menutup kemungkinan kita hanya bersikap kepada satu hal," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (10/9/2025).
Menurut Vanda, sebelum mengambil keputusan tersebut, pihaknya masih perlu melakukan sejumlah evaluasi lebih lanjut dan melakukan antisipasi apabila terdapat risiko dan hal lain sebagainya.
Di samping itu, ia juga belum dapat membeberkan mengenai besaran volume kekurangan BBM hingga akhir tahun. Namun yang pasti seluruh opsi untuk penambahan kuota BBM dari Kilang Pertamina masih terus dieksplorasi.
"Masing-masing perusahaan itu pasti punya spesifikasi dan standarnya sendiri-sendiri ya. Kami akan serahkan requirements yang kami punya. Ya nanti akan dibicarakan. Yang mesti dievaluasi juga dari tim Pertaminanya juga. Mungkin yang tim teknisnya pasti akan lebih memahaminya," tambahnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
