Internasional

China Digulung Malapetaka, Cuaca "Neraka" & Banjir Bandang Mengepung

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 September 2025 21:20
Kondisi banjir usai hujan deras di distrik Miyun, Beijing, China, Selasa (29/7/2025). (REUTERS/Florence Lo)
Foto: Kondisi banjir usai hujan deras di distrik Miyun, Beijing, China, Selasa (29/7/2025). (REUTERS/Florence Lo)

Jakarta, CNBC Indonesia - China menghadapi musim panas terpanas sejak 1961, sementara wilayah utara negara itu mencatat musim hujan terpanjang dalam periode yang sama. Kondisi cuaca ekstrem ini memicu banjir mematikan, mengganggu pasokan listrik, serta menekan sektor pertanian dan ekonomi.

"Musim hujan plum tahun ini dimulai satu minggu lebih awal dari biasanya. Curah hujan yang tinggi di wilayah utara telah berlangsung terpanjang sejak 1961," kata Huang Zhou, Wakil Direktur Badan Meteorologi China, dalam konferensi pers, Selasa (9/9/2025).

Huang menambahkan, suhu rata-rata nasional mencapai 22,3 derajat Celcius pada periode Juni-Agustus, naik 1,1 derajat dari normal, dan menyamai rekor tertinggi pada 2024.

"China mencatat total 13,7 hari dengan suhu ekstrem, 5,7 hari lebih banyak dari rata-rata historis," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

Cuaca ekstrem ini menimbulkan kerugian besar. Distrik Huairou di utara Beijing dan distrik Miyuan dilanda hujan deras setara curah hujan satu tahun hanya dalam sepekan pada akhir Juli. Banjir bandang menghancurkan desa-desa dan menewaskan 44 orang, menjadi yang paling mematikan sejak 2012.

Selain banjir, panas ekstrem juga menimbulkan ancaman serius. Meski pemerintah tidak merilis angka resmi, laporan The Lancet pada 2023 memperkirakan 50.900 orang meninggal akibat gelombang panas di China pada 2022, dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Secara global, data Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa menunjukkan Agustus 2025 merupakan Agustus terpanas ketiga, dengan suhu rata-rata 0,49 derajat Celcius di atas periode 1991-2020. Lautan pun mencatat anomali panas, dengan permukaan Pasifik utara mencapai rekor tertinggi di banyak wilayah.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir dan Longsor Hebat Terjang China, 4 Tewas-8 Hilang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular