Internasional

Kenaikan Tarif Listrik Picu Perang Suku di Ibu Kota Arab, Polisi Tewas

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 September 2025 06:40
Protesters clash with members of the police as they gather near the Swedish embassy in Baghdad hours after the embassy was stormed and set on fire ahead of an expected Koran burning in Stockholm, in Baghdad, Iraq, July 20, 2023. REUTERS/Ahmed Saad
Foto: REUTERS/AHMED SAAD

Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan antara anggota dua suku lokal di ibu kota Irak, Baghdad, telah menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk empat polisi yang turun tangan dalam kekerasan tersebut. Hal ini diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri, Minggu (7/9/2025).


Para pejabat keamanan Irak, yang berbicara kepada AFP dengan syarat anonim, mengatakan bahwa bentrokan tersebut terjadi Sabtu malam akibat kenaikan biaya generator listrik swasta. Diketahui, sebagian besar warga Irak mengandalkan generator swasta untuk mengkompensasi pemadaman listrik publik yang berkepanjangan setiap hari.


"Kekerasan pada hari Sabtu di wilayah Saada, Baghdad, mengakibatkan tewasnya empat petugas polisi, dua di antaranya komandan, setelah mereka turun tangan untuk meredakan pertikaian suku," kata Kementerian Dalam Negeri dikutip Arab News


"Sembilan petugas lainnya terluka."


Seorang pejabat keamanan, yang meminta anonimitas karena tidak berwenang memberi keterangan kepada media, mengatakan jumlah korban diperbarui setelah dua polisi meninggal dunia akibat luka-luka mereka. Dikatakan bahwa pasukan tersebut diserang oleh mereka yang memulai bentrokan, dan membalas tembakan yang menewaskan dua orang.


"Lima orang yang terlibat dalam bentrokan terluka dan beberapa ditangkap," tambah kementerian tersebut.


Perselisihan suku merupakan hal yang umum di Irak, negara yang dilanda perang dan dibanjiri senjata, di mana pertikaian kecil pun dapat berubah menjadi bentrokan suku yang mematikan.


Suku-suku memiliki pengaruh yang signifikan dan seringkali beroperasi berdasarkan kode moral dan hukum mereka sendiri, dan mereka memiliki simpanan senjata yang sangat besar.


Irak baru-baru ini mulai mendapatkan kembali rasa stabilitas setelah puluhan tahun dilanda rangkaian aksi kekerasan menyusul invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) tahun 2003 yang menggulingkan penguasa lama Saddam Hussein.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malapetaka Hantam Iran, Sekolah & Kantor Tutup-Jutaan Orang Terisolasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular