Internasional

Hamas Klarifikasi Status Negosiasi Gencatan Senjata dengan Israel

luc, CNBC Indonesia
08 September 2025 12:35
Warga Palestina menyaksikan penyerahan sandera yang telah meninggal, Oded Lifschitz, Shiri Bibas, dan kedua anaknya, Kfir dan Ariel Bibas, yang ditawan dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023, oleh Hamas kepada Palang Merah sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 20 Februari 2025. (REUTERS/Ramadan Abed)
Foto: Warga Palestina menyaksikan penyerahan sandera yang telah meninggal, Oded Lifschitz, Shiri Bibas, dan kedua anaknya, Kfir dan Ariel Bibas, yang ditawan dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023, oleh Hamas kepada Palang Merah sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 20 Februari 2025. (REUTERS/Ramadan Abed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hamas menegaskan kembali posisinya terkait proses negosiasi dengan menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu tanggapan resmi atas usulan yang telah disampaikan para mediator.

Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat senior Hamas, Basem Naim, menyusul sejumlah laporan yang menyoroti sikap gerakan tersebut terhadap perundingan dan isu perlucutan senjata.

"Hamas memiliki posisi yang jelas dan tegas: kami menunggu jawaban atas proposal yang diajukan para mediator, yang sebelumnya sudah kami setujui," kata Naim dalam keterangannya, dilansir Middle East Monitor, Senin (8/9/2025).

Ia menambahkan bahwa gerakan itu tidak hanya menunggu respons, tetapi juga siap mengambil langkah menuju kesepakatan menyeluruh yang diharapkan bisa mengakhiri perang berkepanjangan.

Menurutnya, kesepakatan itu harus mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pembebasan seluruh tawanan perang Israel-baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal-dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang disepakati, serta pembukaan seluruh perlintasan untuk masuknya bantuan kemanusiaan dan dimulainya proses rekonstruksi.

"Gerakan ini juga siap bergerak menuju kesepakatan komprehensif yang akan mengakhiri perang, memastikan penarikan total pasukan musuh dari Jalur Gaza, menjamin pembebasan seluruh tawanan perang Zionis [baik yang hidup maupun yang gugur] dengan imbalan jumlah tahanan Palestina yang telah disepakati, serta menjamin pembukaan perlintasan untuk masuknya bantuan dan dimulainya rekonstruksi," ujar Naim.

Menanggapi isu perlucutan senjata, Naim menegaskan bahwa hak rakyat Palestina untuk melakukan perlawanan, termasuk mempertahankan persenjataan, dilindungi hukum internasional. Ia menekankan bahwa senjata perlawanan terbukti efektif dalam sejarah bangsa-bangsa yang hidup di bawah penjajahan.

"Perlawanan dan senjatanya adalah hak sah yang dijamin bagi rakyat Palestina oleh hukum internasional. Hak ini tidak bisa dilepaskan kecuali dengan terwujudnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, serta adanya jaminan kepulangan pengungsi Palestina," tutur Naim.

Ia pun membuka peluang adanya gencatan senjata jangka panjang bila syarat tersebut dipenuhi. "Sampai hal itu terjadi, Hamas terbuka untuk terlibat dalam gencatan senjata jangka panjang," tambahnya.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Akhiri Perang Gaza, Hamas Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular