
Lagi Butuh Banyak Mobil Listrik, Chile Terang-terangan Minta ke RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Chile membuka pintu bagi Indonesia untuk mengekspor mobil listrik ke negaranya. Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Chile, Claudia Sanhueza menegaskan, Indonesia sudah memiliki keunggulan lewat perjanjian perdagangan komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Karena kami memiliki perjanjian CEPA dengan Indonesia, maka barang-barang yang diproduksi di Indonesia mendapat tarif nol di pasar Chile. Jadi, yang penting hanyalah produk tersebut bisa kompetitif di pasar Chile. Saya berharap mereka bisa mengekspor mobil. Maksud saya, Chile adalah ekonomi yang terbuka dalam hal itu," ujar Claudia dalam Seminar Chile-Indonesia Trade Engagement di Jakarta, Senin (8/9/2025).
Menurutnya, kebutuhan mobil listrik di Chile saat ini sangat besar. Namun, harga kendaraan ramah lingkungan itu masih relatif tinggi. Kondisi ini, kata Claudia, bisa menjadi peluang bagi industri otomotif Indonesia.
"Kami juga membutuhkan lebih banyak mobil listrik di Chile. Saat ini harganya masih cukup mahal. Jadi mungkin ini juga menjadi peluang bagi industri Indonesia. Chile memiliki banyak perjanjian perdagangan, hampir lebih dari 30 di seluruh dunia. Jadi dalam konteks itu, persaingan terjadi di antara negara-negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Chile. Dan kami terbuka untuk melihat perusahaan-perusahaan baru masuk ke pasar," jelasnya.
Senada, Duta Besar Chile untuk Indonesia, Mario Artaza menekankan pentingnya kerja sama kedua negara dalam membangun ekosistem kendaraan listrik global.
![]() Seminar Chile-Indonesia Trade Engagement di Jakarta, Senin (8/9/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
"Sekarang, seperti yang disampaikan Wakil Menteri Sanhueza, kami masuk ke babak negosiasi terkait investasi. Ketika berbicara tentang Chile, yang terpikir adalah negara dengan cadangan litium yang sangat besar. Bekerja sama dengan negara yang memiliki cadangan nikel terbesar, maka industri hilirisasi kendaraan listrik menjadi alternatif nyata yang bisa dijalankan," ungkap Mario dalam kesempatan yang sama.
Ia menambahkan, akhir tahun ini sebuah perusahaan asal Chile akan membangun joint venture di Indonesia, tepatnya di Surabaya.
"Akhir tahun ini, sebuah joint venture dari Chile akan mendirikan perusahaan di Indonesia, tepatnya di Surabaya, yang bergerak di bidang industri pertambangan. Dengan begitu, teknologi Chile akan memproduksi bola baja untuk industri pertambangan di Indonesia dan juga untuk pasar dunia," jelasnya.
Mario menegaskan, kunjungan Wakil Menteri Claudia ke Indonesia merupakan bukti komitmen Chile untuk mempererat hubungan dagang dengan Indonesia.
"Jadi, ketika membicarakan Chile dan Indonesia, kita bicara tentang dua bangsa yang sudah bekerja sama dan berkomitmen mempererat hubungan dagang. Salah satu contohnya adalah kunjungan Wakil Menteri Sanhueza. Ini adalah kunjungannya yang kedua ke Indonesia dalam kurun waktu kurang dari satu setengah tahun. Jadi, beliau adalah bukti nyata komitmen Chile terhadap hubungan ini, sebuah hubungan yang berorientasi ke depan dalam perdagangan, bisnis, inovasi, termasuk peran perempuan dalam perdagangan. Karena itu, mohon hargai inisiatif Chile ini, di mana para pelaku bisnisnya juga menunjukkan komitmen," kata Mario.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: RI Masuk Peringkat Terburuk Hambatan Perdagangan International
