Emak-emak Susah Cari Beras Premium di Ritel Modern, Ini Biang Keroknya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
02 September 2025 14:47
Warga memilih beras jenis premium di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (27/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Warga memilih beras jenis premium di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (27/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stok beras premium di ritel modern belum stabil. Masih ada beberapa ritel modern yang mengalami kekosongan stok beras premium.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa kondisi ini terjadi karena penggilingan padi tengah melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium.

"Pasokan beras di pasar tradisional saya melihatnya ada, hanya sedang menyesuaikan. Beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan, karena teman-teman penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label. Misalnya broken 15%, kadar air 14%, dan derajat sosoh minimal 95%. Kalau sudah sesuai, mereka akan kembali kirim ke modern market," ungkap Arief dalam keterangannya, Selasa (2/9//2025).

Arief menambahkan, peristiwa terkait beras oplosan yang sempat mencuat menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak.

"Kejadian kemarin menjadi review buat kita semua, salah satunya supaya penggilingan padi lebih disiplin memproduksi sesuai dengan keterangan yang ada di label," imbuhnya.

Stok beras di gerai ritel modern kawasan Setiabudi mulai tersedia, Senin (1/9/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Stok beras di gerai ritel modern kawasan Setiabudi mulai tersedia, Senin (1/9/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Stok beras di gerai ritel modern kawasan Setiabudi mulai tersedia, Senin (1/9/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Arief juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus bergerak melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) di pusat dan daerah, hingga penyaluran bantuan pangan beras.

Beras yang disalurkan pemerintah merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog. Stok CBP saat ini mencapai 3,9 juta ton menjadi angka yang cukup kuat dalam menopang upaya pengendalian inflasi dan stabilitas pasokan dan harga pangan.

Progres intervensi ini dapat terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait inflasi. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismatini menyampaikan bahwa pada Agustus 2025 beras memberikan andil inflasi sebesar 0,03%, dengan tingkat inflasi bulanan sebesar 0,73%.

"Inflasi beras ini cenderung sudah lebih rendah dibandingkan dengan inflasi beras pada bulan Juli 2025 lalu yang mencapai 1,35%," ungkap Pudji.

Adapun penyaluran bantuan pangan beras periode Juni-Juli 2025 ditengarai menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penurunan inflasi beras bulanan ini. Sebanyak 365 ribu ton beras disalurkan dengan menyasar 18,27 juta PBP (Penerima Bantuan Pangan) dan realisasi penyalurannya telah mencapai mencapai 98,23%.

Selain itu, distribusi beras SPHP yang terus digencarkan juga turut menopang stabilitas pasokan beras di pasaran. Hingga akhir Agustus 2025, realisasi penyaluran SPHP telah mencapai 303 ribu ton. Pemerintah menargetkan penyaluran SPHP periode Juli-Desember 2025 sebesar 1,3 juta ton melalui berbagai kanal distribusi, melibatkan BUMN Pangan, pemerintah daerah, BUMD, asosiasi, UMKM, hingga ritel modern dan pasar tradisional.

"Beras adalah komoditas strategis yang sensitif terhadap inflasi. Karena itu, Badan Pangan Nasional akan terus memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga beras melalui intervensi pasar, agar daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas pangan nasional tetap terjamin," ujar Arief.

"Seperti arahan Pak Menko Pangan dalam Rakortas, saat ini waktunya Bulog melepas stoknya ke pasar. Dengan begitu, akses masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau bisa semakin terjaga," tambahnya.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Bos Ritel Blak-blakan Pemasok Besar Tak Lagi Kirim Beras

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular