Kepala PCO: Pemerintah tidak Keberatan jika Masyarakat Berdemonstrasi

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
02 September 2025 13:28
Kepala Komunikasi Kantor Kepresidenan, Hasan Nasbi menyampaikan sambutan dalam acara Communication Strategist Awards di Jakarta, Rabu (20/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

PCO Ungkap Pelaku Pembakaran Bukan Massa Aksi-Urgensi Polisi Naik Pangkat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa kerusuhan dan aksi pembakaran fasilitas publik belakangan ini bukan dilakukan oleh massa demonstran, melainkan kelompok penyusup yang bertindak anarkis. Ia menekankan, publik perlu bisa membedakan antara aksi menyampaikan aspirasi dengan tindakan kriminal.



"Teman-teman, perlu dijelaskan bahwa presiden sudah berulang kali mengatakan, pemerintah dan/atau negara sama sekali tidak punya masalah, sama sekali tidak keberatan ketika masyarakat menyampaikan aspirasi, bahkan sampai berdemonstrasi," ujar Hasan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Menurut Hasan, demonstrasi adalah hak konstitusional yang dilindungi negara. Namun, jika ada pihak yang melampaui batas dengan melakukan kerusuhan, maka itu jelas masuk ranah kriminal.

"Tapi, pemerintah akan bertindak tegas kalau ada sekelompok orang yang ingin melakukan tindakan anarki, merusak fasilitas publik, membakar fasilitas publik, menyerang gedung-gedung pemerintah, melakukan penjarahan, dan lain-lain. Itu tindakan kriminal dan itu tindakan anarki. Jadi, bedakan antara penyampaian aspirasi, demonstrasi, dan tindakan anarki," tegasnya.

Polisi Jadi Korban Aksi Anarkis
Hasan menjelaskan, polisi yang terluka dalam bentrokan bukan korban dari demonstran yang menyuarakan aspirasi, melainkan akibat serangan brutal dari pelaku anarki.

"Polisi yang menjadi korban kemarin itu adalah polisi yang menjadi korban tindakan anarki yang dilakukan oleh para pelaku anarki, pelaku penyusup, yang tidak menyampaikan aspirasi apapun," kata dia.

Ia menyebut, aparat yang bertugas berada di garis depan untuk menjaga ketertiban umum dan harus menghadapi serangan langsung.

"Mereka adalah korban-korban yang sedang menjalankan tugas negara untuk menegakkan ketertiban umum. Berhadapan dengan orang yang menyerang dengan bom molotov, berhadapan dengan orang yang melakukan kekerasan, berhadapan dengan orang yang melakukan pembakaran, berhadapan dengan orang yang melakukan penyerangan. Jadi, mereka adalah aparat negara yang menjadi korban dari tindakan anarki," jelas Hasan.

Demonstran Selesai Sore, Anarkis Bergerak Malam
Hasan menegaskan lagi, kelompok demonstran biasanya membubarkan diri dengan tertib pada sore hari. Sementara, serangan brutal justru terjadi di malam hari.

"Jadi, mereka (aparat kepolisian) sedang menjalankan tugas negara untuk menegakkan ketertiban umum berhadapan dengan para pelaku anarki, bukan karena berhadapan dengan para demonstran yang menyampaikan aspirasi," kata Hasan.

"Karena demonstran biasanya sore-sore, mereka sudah membubarkan diri dengan tertib, dan kalau yang menyerang polisi malam-malam, menyerang gedung pemerintah malam-malam, membakar halte, membakar gedung pemerintah, dengan para pelaku anarki yang oleh pemerintah harus dikira-kira benar," ungkapnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seskab Teddy Bantah Kepala PCO Hasan Nasbi Mundur: Wah Isu Dari Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular