RI Bakal Terapkan Bansos Pakai AI di 2026, Begini Skemanya!

Emir Yanwardhana & Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
28 August 2025 08:20
Instagram/Luhut.Pandjaitan
Foto: Instagram/Luhut.Pandjaitan

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) sekaligus Ketua Komite Reformasi Digital, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan digitalisasi bantuan sosial (bansos) yang merupakan bagian dari program GovTech akan mulai uji coba di Banyuwangi, Jawa Timur, pada September mendatang.

Menurutnya, jika pilot project berhasil, maka digitalisasi bansos akan dimulai pada 2026.

"Kalau itu semua berjalan baik 2026 akan kita launching secara nasional. Jadi betul-betul bertahap tindak lanjut dan kemudian sambil melihat kekurangan di sana sini," kata Luhut.

Luhut menjelaskan bahwa nantinya Govtech ini akan digunakan untuk menyalurkan bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Karena akan digunakan pendataan ulang bagi masyarakat penerima manfaat juga identifikasi yang lebih akurat.

"Jadi akan dilakukan pendataan ulang lagi, face recognition atau biometeric, dengan begitu kesalahan untuk target bansos maupun transfer cash itu sangat kecil," katanya.

Dalam piloting ini, akan dilakukan uji coba peningkatan akurasi pentargetan bansos dengan berbasiskan DTSEN yang diperkuat dengan interoperabilitas data lain seperti kesehatan, ketenagakerjaan, aset, dan lainnya.

Warga yang merasa berhak untuk mendapatkan bansos dapat mendaftar di portal khusus atau melalui pendamping, dan akan mendapatkan hasil pengajuannya secara transparan beserta alasannya. Uji coba ini juga diharapkan menjadi pemantik daerah-daerah lain untuk dapat mengajukan diri menjadi lokus penerapan transformasi digital use case prioritas, salah satunya terkait perlinsos.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, jika bansos digital berjalan, maka akan terbuka potensi penghematan anggaran negara hingga Rp14 triliun per tahun. Angka ini hanya untuk bansos yang dikelola Kemensos dengan asumsi masih adanya penerima bansos yang belum tepat sasaran.

"Dengan sistem digital, penyaluran bansos akan lebih akurat, transparan, dan akuntabel. Uang negara bisa diselamatkan dan benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak," kata Gus Ipul.

Sekadar diketahui, selama ini, penyaluran bansos tidak hanya dikelola Kemensos, tetapi juga banyak kementerian dan lembaga (K/L) serta pemerintah daerah. Melalui kebijakan baru ini, proses penyaluran bansos nanti akan diintegrasikan melalui Portal Perlindungan Sosial Nasional yang akan menjadi pusat pendaftaran dan verifikasi penerima bansos.

Skema Bansos Digital

Dalam skema bansos digital ini, Mensos menjelaskan masyarakat akan memiliki akses penuh untuk mendaftarkan dirinya sendiri atau orang lain sebagai calon penerima bansos.

Masyarakat bisa mendaftarkan diri secara langsung melalui portal bansos digital dengan memanfaatkan Identitas Kependudukan Digital (IKD).

Pendaftaran juga bisa melalui Pendamping PKH. Bagi masyarakat yang tidak memiliki ponsel, proses pendaftaran dapat dilakukan melalui pendamping PKH yang akan membantu perekaman biometrik.

Saat pendaftaran, sistem akan melakukan verifikasi secara otomatis dan menentukan status layak atau tidak layak penerima bansos.

Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga menyoroti perubahan positif di tengah masyarakat. Saat ini, semakin banyak warga yang secara sukarela mengundurkan diri atau menolak menjadi penerima bansos karena merasa sudah tidak berhak.

"Kesadaran masyarakat kita makin tinggi. Semakin banyak yang secara sukarela mengundurkan diri sebagai penerima bansos karena merasa ekonominya sudah lebih baik. Inilah semangat bansos digital: tepat sasaran, transparan, dan partisipatif," ujar Gus Ipul.

Uji coba di Banyuwangi akan menjadi dasar penyempurnaan kebijakan bansos digital sebelum diperluas secara nasional. Pemerintah berharap, dengan adanya integrasi data dan proses otomatisasi, bansos dapat disalurkan dengan lebih cepat, tepat, dan efisien.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! 6 Paket Insentif Ekonomi RI Bakal Diumumkan Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular