
Disebut Tak Peduli Harga Beras Naik, Ini Sanggahan Mentan Amran

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membantah tudingan bahwa dirinya tidak peduli terhadap kenaikan harga beras di Indonesia. Ia menegaskan, informasi tersebut hanyalah framing yang sengaja dibuat pihak tertentu.
"Kepada seluruh masyarakat Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan. Perlu kami sampaikan, informasi yang beredar di-framing, sengaja di-framing bahwa kami tidak peduli terhadap naiknya harga beras," kata Amran dalam pernyataannya, dikutip Minggu (24/8/2025).
Amran menekankan bahwa pemerintah justru bekerja keras sejak awal dengan menggelar operasi pasar bersama Perum Bulog. Total sebanyak 1,3 juta ton beras disalurkan ke masyarakat dengan harga Rp12.500 per kilogram (kg).
"Itu bentuk kepedulian dan itu atas perintah Bapak Presiden," ujarnya.
Tak hanya fokus pada konsumen, Amran menegaskan kepedulian pemerintah juga diarahkan ke petani. Salah satunya dengan menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menjadi Rp6.500 per kg.
"Alhamdulillah, hasilnya hari ini yang kita syukuri adalah, bahwa NTP (Nilai Tukar Petani), kesejahteraan petani meningkat. Kemudian yang tidak kalah pentingnya sebagai anak bangsa, kita tidak impor lagi. Sekarang stok kita 4 juta ton lebih. Ini kita syukuri," jelas dia.
![]() Pantauan harga beras di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Amran juga menyinggung kembali pernyataannya soal perbandingan harga beras di Jepang yang sempat menuai kritik. Menurutnya, maksud dari pernyataan itu adalah agar masyarakat tetap bersyukur, sembari memastikan pemerintah terus bekerja keras menurunkan harga.
"Adapun kami menyebut bahwa Jepang itu kenaikan harga beras cukup tinggi. Artinya, kita patut mensyukuri, tetapi kami mewakili pemerintah harus bekerja keras menurunkan harga, dan juga hasilnya hari ini sudah 13 provinsi harga sudah turun. Kami yakin ke depan semakin turun. Kenapa? Operasi pasar kami lanjutkan terus menerus," kata Amran.
Ia pun menegaskan keberpihakannya kepada rakyat, baik petani maupun konsumen. "Saudaraku, bukti nyata satu lagi, bahwa kami sangat peduli dengan kenaikan harga beras, dan peduli pada konsumen. Kami pertaruhkan segalanya demi konsumen, demi petani Indonesia, adalah yang mencurangi petani baru-baru ini, yaitu para pengusaha yang tidak bertanggung jawab, kami berani berhadapan demi konsumen, demi rakyat Indonesia," ungkapnya.
Amran meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan langkah pemerintah menekan harga pangan.
"Jadi jangan mudah terprovokasi oleh framming orang tertentu, yang tidak senang dengan kami. Kami tahu banyak yang tidak senang, banyak yang terganggu bisnisnya, karena kami melakukan hal ini. Tapi semua kami lakukan demi rakyat Indonesia," tandas dia.
Sebelumnya, Amran menuai kritik usai pernyataannya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI. Saat itu, ia menyebut masyarakat terlalu reaktif terhadap kenaikan harga beras di dalam negeri yang relatif kecil dibandingkan Jepang.
"Sekarang ini baru naik sedikit saja ribut. Jepang sudah Rp100 ribu per kg harga beras hari ini," ujar Amran, Kamis (21/8/2025).
Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto lantas mengingatkan bahwa perbandingan tersebut tidak relevan, sebab perbedaan pendapatan per kapita antara Indonesia dan Jepang cukup jauh.
"Nggak bisa dibandingkan dengan Jepang. Pendapatan per kapita kita juga sudah lain, Pak," kata Titiek.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras memang mengalami tren kenaikan sebulan terakhir. Beras medium naik 0,67% menjadi Rp15.100 per kg, sementara beras premium naik 0,60% menjadi Rp16.800 per kg.
Untuk meredam gejolak harga, pemerintah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 1,3 juta ton melalui tujuh jalur distribusi, termasuk pasar rakyat, koperasi, outlet binaan pemda, Gerakan Pangan Murah, hingga ritel modern.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Dunia Jatuh, Indonesia Jadi Penyebabnya?
