
Harga Tetes Tebu Anjlok, Petani Teriak

Jakarta, CNBC Indonesia - Petani tebu tengah meringis akibat anjloknya harga tetes. Padahal tetes tebu atau molases merupakan pendapatan Petani Tebu disamping gula, namun di tahun 2025 ini mengalami penurunan drastis sebesar lebih dari separoh harga.
"Pada tahun 2024 harga tetes laku rata-rata Rp 2.500-Rp.3.000,- sekarang turun menjadi Rp 1.000 sampai dengan Rp 1.400. Padahal setiap Kwintal tebu petani mendapatkan bagi hasil 3 Kg tetes," kata Ketua Umum DPN Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Kamis (20/8/2025).
Ia menilai turunnya harga tetes ini karena adanya Permendag 16 tahun 2025 yang membebaskan impor etanol tanpa persetujuan impor, tanpa syarat syarat, tanpa rekomendasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan tanpa bea masuk. Adapun tetes adalah bahan baku etanol.
"Bilamana tetes sudah tidak ada yang mau membeli, maka akan terjadi tangki tetes milik Pabrik Gula mengalami keluberan sehingga dampak yang paling parah Pabrik Gula berhenti giling. Solusinya Revisi Permendag no 16 tahun 2025 khusus Pasal 93 dan ketentuan yang berdampak pada harga jual tetes tebu," sebut Soemitro.
Revisi itu bakal membuat harga tetes membaik, termasuk harga pokok penjualan (HPP) yang bisa kembali stabil. Pemerintah sudah menetapkan HPP gula sebesar Rp.14.500/Kg.
"Pada awal musim Giling bulan April-Juni 2025, lelang gula tani masih bisa laku minimal di Rp 14.500 bahkan lebih, namun di bulan Juli-Agustus 2025 harga sudah mulai turun di bawah HPP dan terasa sekali pedagang enggan menawar gula," sebut Soemitro.
"Turunnya harga ini karena banjirnya gula rafinasi yang beredar di pasar konsumsi. Usulan kami tindak tegas pelaku bocornya gula rafinasi dan Kuota impor gula rafinasi harus dikurangi sesuai kebutuhan saja," sebut Soemitro.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Yakin 2 Tahun Lagi RI Bisa Swasembada Gula, Asal..
