Ratusan Ribu Rumah Mau Direnovasi, Bos Perusahaan Bata Ringan Happy

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
20 August 2025 17:05
Suasana proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Harga hunian rumah masih menunjukkan kenaikan pada kuartal IV-2020 namun laju kenaikan melambat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Harga hunian rumah hunian masih menunjukkan kenaikan pada kuartal IV-2020 namun laju kenaikan melambat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bakal lebih menggeliatkan renovasi rumah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di tahun 2026, artinya masyarakat dapat melakukan renovasi secara swadaya atau mandiri masing-masing. Bos pabrikan bata ringan pun menilai hal itu bisa menjadi penggerak ekonomi.

"Sangat mendukung karena selain untuk kesejahteraan masyarakat, tentunya akan memberikan efek domino yang positif untuk industri bahan bangunan. Permintaan akan bata ringan otomatis akan meningkat," kata Direktur Keuangan PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) Andrew kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/8/2025).

Adapun penjualan untuk sektor proyek perumahan menyumbang sekitar 10-15% saat ini. Namun, sisanya sektor ritel yang berhubungan langsung dengan masyarakat mendominasi yakni di atas 80%. Banyak pembeli ritel dengan tujuan merenovasi rumahnya secara mandiri. Karenanya jika program 3 juta rumah dengan ratusan ribu rumah diantaranya untuk renovasi rumah berjalan, maka sektor baru bara ringan juga bakal terkerek.

"Jika nanti benar-benar berjalan tentunya membawa dampak langsung yang positif untuk industri bahan bangunan, termasuk bata ringan. Simplenya, permintaan bata ringan akan langsung bertambah. Sebagai gambaran, rumah subsidi ukuran 60m2 kurang lebih membutuhkan 7m³ tanpa memperhitungkan dinding di dalam rumah," sebut Andrew.

Adapun permintaan terhadap bata ringan juga sudah tergolong tinggi saat ini, Volume penjualan di bulan Juli 2025 sebesar 345 ribu m3 atau meningkat 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan dari segi pendapatan kotor juga naik 27% dibandingkan Juni 2025 yakni sebesar Rp 140 miliar.

"Beberapa daerah yang mendorong permintaan yang kuat dari sektor pembangunan infrastruktur dan perumahan, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujar Billy.

Adapun pemerintah memang mulai fokus untuk membenahi rumah tidak layak huni melalui BSPS. Program tersebut bakal merenovasi 373.939 rumah tidak layak huni dengan anggaran Rp8,6 triliun. Anggaran tersebut 6 kali lipat lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya dialokasikan sebesar Rp1,4 triliun dan ditargetkan bakal merenovasi sebanyak 65.932 unit rumah.

"Kementerian Perumahan memiliki program untuk memberikan langsung kepada rumah yang perlu di-upgrade terutama dari kelompok miskin dengan pembangunan swadaya. Targetnya tahun 2026 sebesar 373.939 rumah," ujar Sri Mulyani dikutip Rabu (20/8/2025).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Renovasi Ratusan Rumah Warga, Aguan Rogoh Kocek Rp 50 Juta/ Unit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular