Istana Soroti Penyaluran Beras SPHP Tak Sampai 3%, Tunjuk Ada Masalah

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
19 August 2025 13:30
Penyaluran beras SPHP siap diluncurkan menurut Bapanas, Kamis (10/7/2025). (Dok. Bapanas)
Foto: Penyaluran beras SPHP siap diluncurkan menurut Bapanas, Kamis (10/7/2025). (Dok. Bapanas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor Staf Presiden (KSP) menyoroti lambatnya penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog. Salah satu alasannya, pedagang pasar tradisional masih kesulitan mengakses aplikasi Klik SPHP.

"Minggu lalu kami kirim tim ke lapangan. Kami mendapat informasi bahwa beberapa pengecer kesulitan untuk masuk ke Klik SPHP. Mungkin mereka belum familiar atau apa," ungkap Plt Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan KSP Edy Priyono dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (19/8/2025).

Menurut Edy, kendala itu muncul karena sebagian pedagang pasar tradisional belum terbiasa menggunakan gawai. "Karena jika kita berbicara tentang pedagang di pasar tradisional, mungkin tidak semua orang familiar dengan gadget," sambungnya.

Ia pun menekankan perlunya dukungan pemerintah daerah untuk membantu para pedagang agar distribusi SPHP bisa lebih lancar. "Karena sayang sekali kan, sayang sekali kalau para pengecer tidak bisa menyampaikan hanya karena masalah teknis seperti itu. Oleh karena itu, ini juga mohon perhatiannya," ucap Edy.

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir juga mengaku mendapat laporan, pedagang beras di pasar tradisional terkendala saat masuk ke aplikasi tersebut.

"Kami dapat informasi bahwa untuk pedagang beras tradisional, kesulitan untuk masuk ngeklik ke dalam link-nya (Klik SPHP). Ini juga tolong diperhatikan," kata Tomsi dalam kesempatan yang sama.

Tomsi bahkan meminta agar pemerintah daerah turun langsung mendampingi para pedagang. "Kami mohon ada rapat dengan pemerintah daerah sama-sama datangi dulu itu tukang, yang jualan tadi, yang jualan beras [di] pasar tradisional, dibantu untuk masuk ngeklik-nya (ke Klik SPHP), sehingga dia bisa dapat jatah untuk ngejual beras Bulog," ujarnya.

Ia menambahkan, pasar tradisional hingga kini masih kurang terisi beras SPHP sehingga harga beras tetap tinggi. "Pasar-pasar tradisional belum terisi dengan baik. Nah inilah yang menyebabkan masyarakat kita membeli di pasar tradisional dengan harga yang masih tinggi, bahkan cenderung naik terus," tutur dia.

Adapun program SPHP dijalankan mulai Juli hingga Desember 2025 dengan target penyaluran 1,3 juta ton beras. Namun data Bulog mencatat realisasinya baru 38.811 ton atau 2,94% dari target.

Rinciannya, distribusi terbesar dilakukan ke pasar rakyat sebanyak 13.528 ton (34,86%), ke instansi pemerintah atau gerakan pangan murah (GPM) sebesar 13.115 ton, dan ke Pemda/GPM sebanyak 4.114 ton. Selain itu, SPHP juga dijual ke ritel modern seperti Alfamart, Indomaret, Hypermart, hingga Superindo dengan total 146.000 kg.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luar Biasa, Stok Beras di Gudang Bulog Menuju 4 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular