
5 Poin Penting Pidato Prabowo Soal Energi: Tambang Ilegal Hingga LTJ

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto dalam Pidato Kenegaraan Perdananya di Sidang Tahunan MPR RI dan Rapat Paripurna DPR tahun 2025, pada Jumat (15/8/2025) turut menyinggung mengenai permasalahan energi di tanah air.
Dalam pantauan CNBC Indonesia, setidaknya ada lima poin persoalan energi di Indonesia yang diperhatikan Presiden Prabowo Subianto. Diantaranya:
1. Tambang Ilegal
Prabowo membeberkan, bahwa ia telah menerima laporan terkait dengan maraknya tambang ilegal di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai sebanyak 1.063 tambang ilegal.
"Kita akan tertibkan juga tambang-tambang melanggar aturan. Saya telah diberi laporan oleh aparat bahwa terdapat 1063 tambang ilegal," ungkap Prabowo.
Nah, dari kegiatan 1.063 tambang ilegal itu, potensi kerugian negara adalah minimal Rp 300 Triliun. "Saya beri peringatan apakah ada orang besar, orang-orang kuat, Jenderal-Jenderal dari manapun, apakah Jenderal dari TNI dan dari Polisi atau mantan Jenderal, tidak ada alasan kami akan bertindak atas nama rakyat," tegas Prabowo.
2. Logam Tanah Jarang
Prabowo menyatakan, Indonesia dikaruniai Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element. Mineral kritis ini bisa digunakan untuk memodernisasi alat sistem pertahanan bangsa ini.
Dengan adanya potensi logam tanah jarang di negeri ini, dia pun menegaskan sumber daya alam ini harus dikelola sebaik-baiknya.
"Kita harus kuasai kendalikan membela dan mengelola semua kekayaan bangsa Indonesia. Untuk itu, kita harus modernisasi alat sistem pertahanan, memperkuat komponen cadangan kita. Kita berdayakan industri strategis nasional, serta kesejahteraan prajurit bangsa. Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kita, kita memiliki mineral-mineral, yang disebut tanah jarang, rare earth kita punya semua rare earth di dunia kita miliki," tuturnya.
"Dan rare earth ini vital untuk kehidupan teknologi tinggi untuk kehidupan modern dan juga pertahanan modern," ujarnya. "Saudara-Saudara, kita harus menciptakan SDM unggul agar semua SDA kita bisa manfaatkan secepatnya," tandasnya.
3. Perluas dan Percepatan Hilirisasi
Presiden RI Prabowo Subianto berkomitmen untuk mempercepat pembangunan proyek hilirisasi senilai US$ 38,63 miliar atau sekitar Rp 618,13 triliun.
Semula, Prabowo mengatakan bahwa untuk mempercepat investasi di hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan berbagai bidang strategis, peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) cukup vital.
"Berbagai proyek hlirisasi dengan nilai investasi 38 miliar dolar, akan kita percepat, proyek ini mencakup berbagai sektor termasuk pertambangan mineral hilirisasi batu bara pertanian perikanan serta EBT," ujar Prabowo.
Sebelumnya, Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Lahadalia secara resmi menyerahkan dokumen Pra-Studi Kelayakan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia.
Bahlil mengungkapkan bahwa Satgas Hilirisasi menyerahkan sebanyak 18 dokumen pra feasibility study (pra-FS) proyek hilirisasi dengan nilai investasi total sebesar US$ 38,63 miliar atau setara Rp618,13 triliun.
4. 100% Pembangkit listrik EBT dalam 10 tahun
Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia dapat mencapai 100% dalam waktu 10 tahun mendatang.
Semula, Prabowo menegaskan bahwa EBT merupakan sumber energi masa depan. Oleh sebab itu, pemerintah akan fokus untuk menggenjot pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih.
"EBT adalah masa depan, kita harus genjot pembangunan pembangkit dari surya hidro, panas bumi, dan dari bioenergi," kata Prabowo.
a pun mengupayakan agar Indonesia dapat menjadi pelopor energi bersih di dunia. Terutama selepas kapasitas pembangkit EBT dapat mencapai 100%. "Saya yakin, hal ini bisa dicapai dari target dunia 2060 kita bisa mencapainya jauh lebih cepat," ujarnya.
Untuk mendukung ini, pemerintahan Presiden Prabowo menyiapkan dana sebesar Rp 402,4 Triliun untuk ketahanan energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026.
5. Siapkan Anggaran Rp402,4 Triliun Untuk Ketahanan Energi di 2026
Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto menyiapkan dana sebesar Rp 402,4 Triliun untuk ketahanan energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026.
Anggaran itu ditujukan untuk memperkuat ketahanan energi untuk kedaulatan bangsa. Di mana, produksi minyak dan gas bumi akan ditingkatkan dan juga menjaga harga energi. "Harga energi kita jaga dan transisi menuju energi bersih kita percepat," terang Prabowo.
Prabowo pun menegaskan bahwa, kelak, subsidi energi harus adil dan tepat sasaran, bukan lagi dinikmati oleh orang-orang yang mampu. "2026 dukungan fiskal pemerintah yaitu Rp 402,4 triliun untuk ketahanan energi," tegas Prabowo.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Menanti Akselerasi Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi
