Prabowo: Tak Semua Pengusaha Ikut Mahzab Serakahnomics

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
15 August 2025 13:56
Presiden Indonesia Prabowo Subianto melihat sebelum menyampaikan Pidato Kenegaraan tahunannya, menjelang Hari Kemerdekaan negara tersebut, di Jakarta, Indonesia, 15 Agustus 2025. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Pool)
Foto: Presiden Indonesia Prabowo Subianto melihat sebelum menyampaikan Pidato Kenegaraan tahunannya, menjelang Hari Kemerdekaan negara tersebut, di Jakarta, Indonesia, 15 Agustus 2025. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto kembali menyinggung istilah yang kerap ia populerkan, yakni Serakahnomics saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR, dan Sidang Bersama DPR-DPD RI 2025 di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/08/2025).

Istilah itu ia populerkan untuk menggambarkan praktik orang kaya yang biasanya melakukan bisnis terlalu berfokus pada keuntungan semata tanpa mempertimbangkan kepentingan sosial atau keadilan.

Meski begitu, dalam pidato kenegaraan itu, ia menekankan tidak semua orang kaya atau pelaku bisnis melakukan praktik Serakahnomics. Masih banyak pengusaha besar yang menjalankan usaha untuk distribusi kemakmuran.

"Terima kasih pengusaha yang secara maksimal telah membuka lapangan pekerjaan di Indonesia, menanamkan modal, dan menyimpan hasil usahanya di dalam negeri. Jadi jangan salah tidak semua pengusaha besar itu ikut dalam alam mazhab Serakahnomics," ucap Prabowo dalam pidatonya.

Ia pun mengajak para pengusaha untuk terus membangun Indonesia secara bersama-sama. Konsep pembangunan Indonesia secara bersama-sama itu dilakukan melalui konsep Indonesia Incorporated.

"Ini konsep pembangunan ekonomi di mana semua stake holder, semua pemain bergerak dalam satu kesatuan tim nasional yang kuat, yang besar punya peranan, yang menengah punya peranan, yang kecil punya peranan, kita bantu yang miskin kita berdayakan itu namanya Indonesia Incorporated," tegasnya.

Menurutnya, jika para pengusaha dan semua pihak bekerja sama untuk distribusi kemakmuran, yang diuntungkan ialah masyarakat Indonesia. Sebab, ketika daya beli masyarakat terangkat, geliat ekonomi dalam negeri akan terus terjaga.

"Kalau kita hilangkan kemiskinan, masyarakat punya penghasilan, daya beli, barang dari pabrik yang dimiliki terserap, itu yang kita namakan suatu ekonomi mata rantai yang saling memperkuat, bukan saling menghancurkan," paparnya.


(emy/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapa Vampire Ekonomi yang Disebut Prabowo Tebar 'Serakahnomics'?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular