Kuota Rumah Subsidi untuk Buruh Naik Jadi 50.000!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 August 2025 19:45
Konferensi Pers Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dengan Menteri Tenaga Kerja, Badan Pusat Statistik, BPJS Tenaga Kerja dan BP Tapera di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto)
Foto: Konferensi Pers Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dengan Menteri Tenaga Kerja, Badan Pusat Statistik, BPJS Tenaga Kerja dan BP Tapera di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait mengatakan akan menambah kuota rumah subsidi bagi pekerja dan buruh.

Hal ini disampaikan saat konferensi pers bersama Menteri Ketagakerjaan Yassierli pada Kamis (14/8/2025) di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.

Ara, panggilan akrab Menteri PKP, mengatakan bahwa kuota rumah subsidi untuk buruh akan ditingkatkan menjadi 50.000 unit hingga akhir tahun 2025. Penambahan tersebut merupakan permintaan dari Menteri Ketenagakerjaan.

"Bapak Menteri (Ketenagakerjaan) mengajukan tambahan dari 20.000 menjadi berapa? 50.000 dan saya langsung setuju," ucapnya.

Ara pun menjelaskan penambahan kuota rumah subsidi bagi buruh disebabkan oleh permintaan yang tinggi. Ara juga bercerita bahwa awalnya kuota untuk buruh sebanyak 20.000 unit, kemudian ditambah menjadi 35.000 unit dan minatnya masih banyak sehingga diputuskan untuk menambah kuota rumah subsidi tersebut.

"Secara jumlah (kuota) bagaimana meningkat dari 20.000 ke 35.000," katanya.

Ara mengatakan bahwa program rumah subsidi adalah upaya dalam mengatasi backlog kepemilikan rumah di Indonesia. Seperti di ketahui, backlog kepemilikan rumah di Indonesia pada 2024 mencapai 9 juta unit.

Sementara itu, Yassierli mengatakan pembangunan rumah subsidi juga berdampak terhadap serapan tenaga kerja. Katanya pembangunan properti bisa mencakup 183 sektor sehingga juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Sektor perumahan itu ekosistemnya yang sangat luas ada industri 183, saya sering katakan semen, pasir, kaca, dan sebagainya. Ibu-ibu yang jualan warung. Kita juga tahu ada toko-toko bangunan. Kita juga tahu ada supir yang bekerja yang mengantarkan barang material ke tempat proyek-proyek," ucap Yassierli.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lengkap, Ini Tuntutan 4 Bos Buruh Langsung di Hadapan Prabowo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular