Amran dan Dedi Mulyadi Bikin Kesepakatan Ini Soal Pabrik BYD-VinFast

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
13 August 2025 16:27
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pembangunan pabrik mobil listrik BYD dan VinFast di Subang, Jawa Barat, terus dimatangkan. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp33 triliun dan disebut mampu membuka puluhan ribu lapangan kerja.

Namun, sebagian lahan yang akan digunakan masuk dalam peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), sehingga pemerintah meminta penggantian lahan sawah baru tiga kali lipat dari luasan yang terdampak. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya mendukung penuh investasi tersebut karena akan berdampak besar terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat.

"Karena ini kita akan dorong investor, investasi agar terbuka lapangan kerja demi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat terbuka lapangan kerja. Akan diterima lapangan kerja, itu kurang lebih 33 ribu orang. Ini kita harus dorong cepat, insyaAllah di Kementerian Pertanian, kami akan melakukan kecepatan bila perlu membentuk tim khusus," kata Amran saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (13/8/2025).

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan, meskipun dalam peta tata ruang lokasi pabrik masih tercatat sebagai LP2B, faktanya lahan sawah di lokasi tersebut sudah tidak ada. Untuk itu, pemerintah daerah mengusulkan penyelarasan data dan penyediaan lahan pengganti sawah baru yang jumlahnya tiga kali lipat dari luasan LP2B yang terdampak.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat konferensi pers di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Tadi saya mengatakan, saya mendapat rekomendasi strategi adalah mengganti tiga kali lipat. Jadi kalau ada areal LP2B (terpakai) 200 hektare, maka nanti disiapkan 600 hektare sawah baru. Dan kalau 70 hektare, berarti 3 kali lipatnya 210 hektare sawah baru," kata Dedi dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, lokasi sawah pengganti akan tetap berada di wilayah Jawa Barat, dengan prioritas di Indramayu.

"Oh tanam padi nanti bisa, masih di Jawa Barat, tapi saya akan memprioritaskan untuk buka lahan baru di Indramayu. Di Indramayu itu banyak areal yang sudah ditanami padi tetapi belum terbentuk cetak sawah, masih tadah hujan, kemudian mengandalkan gogo rancah dan sejenisnya ini yang akan kita dorong," jelasnya.

Selain Indramayu, wilayah lain seperti Cirebon dan Majalengka juga menjadi opsi untuk pencetakan sawah baru. Langkah ini, kata Dedi, merupakan bagian dari kolaborasi pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan investasi besar seperti BYD dan FinVast berjalan lancar, tanpa mengorbankan ketahanan pangan daerah.

Perlu diketahui, mobil listrik asal China, BYD, saat ini memang tengah memperluas bisnisnya di Indonesia. Pabrik yang dibangun di Subang nantinya akan menjadi salah satu basis produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular