Internasional

Iran Warning "Jembatan Trump" Usai AS Hentikan Perang 2 Negara Asia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 August 2025 09:10
Presiden AS Donald Trump memegang tangan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan saat berjabat tangan dalam acara penandatanganan trilateral di Gedung Putih, Washington, D.C., 8 Agustus 2025. REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Presiden AS Donald Trump memegang tangan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan saat berjabat tangan dalam acara penandatanganan trilateral di Gedung Putih, Washington, D.C., 8 Agustus 2025. REUTERS/Kevin Lamarque

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran memperingatkan negara-negara tetangganya agar tidak mengizinkan militer Amerika Serikat (AS) masuk ke wilayah mereka terkait pengembangan koridor ekonomi baru yang dijuluki "Jembatan Trump." Teheran menilai proyek ini berpotensi menjadi kedok tujuan hegemonik Washington di kawasan Kaukasus.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyampaikan peringatan tersebut kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Senin (11/8/2025), usai AS menengahi kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan pekan lalu.

"Kita harus memastikan bahwa rute ini benar-benar akan menjadi rute perdamaian dan pembangunan, bukan alat untuk mewujudkan tujuan hegemonik pihak luar," ujar Pezeshkian, dikutip kantor berita Tasnim pada Rabu (13/8/2025).

Kesepakatan damai yang dicapai pada Jumat lalu memberikan hak eksklusif kepada konsorsium Amerika untuk mengembangkan dan mengendalikan koridor Zangezur, yang oleh Gedung Putih disebut "Rute Trump untuk Perdamaian dan Kemakmuran Internasional." Jalur darat ini akan menghubungkan Azerbaijan dengan eksklave Nakhchivan melalui Armenia selatan.

Namun, lokasi koridor yang berdekatan dengan perbatasan utara Iran memicu kekhawatiran Teheran, termasuk potensi berdirinya infrastruktur militer AS di kawasan tersebut. Sehari sebelum peringatan Pezeshkian, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran bahkan mengancam akan mengubah wilayah itu menjadi "kuburan bagi tentara bayaran Donald Trump."

Meski Kementerian Luar Negeri Iran menyambut hati-hati perjanjian damai di utara, pihaknya menegaskan "kekhawatiran atas konsekuensi negatif dari segala bentuk intervensi asing, terutama di dekat perbatasan bersama, yang dapat merusak keamanan dan stabilitas jangka panjang kawasan."

Dari pihak AS, juru bicara Gedung Putih Anna Kelly menegaskan perjanjian itu akan menghormati "kedaulatan dan integritas teritorial Armenia serta rakyatnya." Ia menambahkan, "Peta jalan yang mereka sepakati akan membangun masa depan kerja sama yang menguntungkan kedua negara, wilayah Kaukasus Selatan mereka, dan sekitarnya."

Perjanjian tersebut juga melarang pengerahan pasukan militer asing di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan atau di koridor, yang selama ini menjadi wilayah operasi pasukan penjaga perdamaian Rusia. Meski begitu, analis menilai ketegangan politik dapat meningkat jika AS memperluas pengaruhnya di perbatasan Iran.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: AS & Iran Akhiri Diskusi Putaran 2 Program Nuklir Teheran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular