
Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8%, Tapi Kapan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Penasihat Prasasti Center for Policy Studies Burhanuddin Abdullah memperingatkan pemerintah, target pertumbuhan ekonomi 8% secara rata-rata per tahun masih berat dicapai.
Pertimbangannya karena angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) atau rasio yang mengukur inefisiensi pada perekonomian suatu negara masih tinggi, di level 6,5% saat ini.
"Jadi secara bertahap ya, karena on average 8% kayaknya hampir berat juga," kata Burhanuddin dalam acara Laporan Riset Ekonomi Digital Indonesia oleh Prasasti, Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Meski begitu, ia meyakini permasalahan ICOR ini bisa dituntaskan pemerintah asalkan memanfaatkan peluang ekonomi digital yang perkembangannya sangat pesat dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi.
Mantan Gubernur Bank Indonesia dengan masa kepemimpinan periode 2003-2008 mengungkapkan, hasil riset Prasasti menunjukkan ekonomi digital di Indonesia ternyata selama ini mampu menurunkan angka ICOR di Indonesia.
Angka ICOR secara total di Indonesia dalam seluruh aktivitas perekonomian Indonesia menurut Prasasti saat ini masih di level 6,5. Namun, ekonomi digital justru ICOR nya hanya sebesar 4,3 sehingga mampu lebih cepat mendorong output perekonomian dari 4 dolar investasi yang masuk.
"Ternyata dari penelitian kawan-kawan di Prasasti ini ekonomi digital bisa efisienkan ekonomi kita dengan ICOR menjadi 4,3," kata Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto itu.
Oleh sebab itu, Burhanuddin memastikan, jika ekonomi digital ini terus dikembangkan pemerintah dengan memastikan ketersediaan infrastruktur digitalnya, maka besaran investasi yang selama ini dibutuhkan untuk mendorong ekonomi 8% dengan angka ICOR 6,5 sebesar Rp 11 ribu triliun sendiri bisa terus ditekan.
"Maka Prasasti ingin dorong dan sarankan ke pemerintah untuk terus lanjutkan proses digitalisasi dari berbagai sektor perekonomian kita sehingga efisiensi dari pertumbuhan ekonomi kita bisa makin efisien meningkat dan kita bisa mencapai apa yang kita cita-citakan," tegasnya.
"Dan kalau 8% itu bisa kita capai kita bisa keluar dari middle income trap lebih cepat sebab hitungan Bappenas 6% kita keluar middle income trap 2041 kalau 7% on average keluar 2038. 8% mestinya akan lebih cepat lagi," papar Burhanuddin.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Alarm Bahaya Menyala! Ekonomi RI Tumbuh di Bawah Ekspektasi
