LPS Punya Amunisi Ini Buat Jamin Simpanan Masyarakat

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
06 August 2025 13:51
Anggota Dewan Komisioner LPS Bidang Program Penjaminan Simpanan Dan Resolusi Bank, Didik Madiyono menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Anggota Dewan Komisioner LPS Bidang Program Penjaminan Simpanan Dan Resolusi Bank, Didik Madiyono menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Surabaya, CNBC Indonesia - Dalam gelaran LPS Financial Festival 2025, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merespon keresahan dan kekhawatiran masyarakat terhadap industri perbankan, terutama terkait isu pemblokiran rekening dormant oleh PPATK.

"Kemarin agak-agak gaduh-gaduh sedikit ya, kalau simpanannya tidak aktif 3 bulan, disita, dibekukan oleh PPATK. Jangan khawatir kalau nyimpan di bank nggak aman," tukas Anggota Dewan Komisioner Bidang Program Penjamin Simpanan dan Resolusi Bank, Didik Madiyono saat membuka LPS Financial Festival di Surabaya, Rabu (6/8/2025).

Sementara terkait event LPS Financial Festival 2025, Didik menyebutkan, bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan literasi di generasi muda hingga 90% (posisi 66,46% pada 2025). Hal ini dinilainya sejalan dengan visi Lembaga Penjamin Simpanan.

"Meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat generasi muda ini merupakan perjuangan," ucapnya.

Masih di gelaran LPS Financial Festival 2025, Chief Economist LPS, Muhammad Rifqi menjelaskan, LPS juga akan menjaga dana nasabah karena hal itu merupakan salah satu peran dan fungsi LPS yang diamanatkan oleh undang-undang.

"Kami selalu melaksanakan fungsi dan tugas kami ke depannya. Akan terus improve, konkretnya ada beberapa. Salah satunya menjamin simpanan nasabah, di manapun menaruh uang di bank akan aman karena kita punya sumber dana yang cukup Rp 250 triliun," ujarnya.

Rifqi memaparkan, jika suatu perbankan termasuk perbankan kecil, yaitu Bank Perekonomian Rakyat (BPR), mengalami masalah sehingga dilakukan penutupan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana nasabah akan cair atau dikembalikan kepada pemiliknya dalam waktu rata-rata 5 hari kerja.

"Klaimnya sangat cepat. Jadi kalau ada BPR, kalau ada BPR tutup, 5 hari kerja (cair). Kemudian langsung dibayar sama LPS hanya butuh 5 hari kerja. Itu sangat membantu bagi para nasabah yang nabung di BPR," jelasnya.

Untuk diketahui, pembayaran klaim yang dilakukan LPS hanya berlaku pada klaim layak bayar yang memenuhi syarat sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS, sebagaimana telah beberapa kali diubah. Terakhir dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

Adapun syarat penjaminan LPS sebagaimana dimuat dalam website LPS adalah tercatat pada pembukuan bank, tingkat bunga yang diterima tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, serta tidak terindikasi melakukan fraud dan/atau terbukti melakukan fraud (tindak pidana di bidang perbankan).

Terkait pembayaran klaim penjaminan, LPS akan melakukan rekonsiliasi dan verifikasi untuk menentukan simpanan yang layak dibayar. Selain diumumkan di kantor bank, pengumuman status penjaminan simpanan nasabah juga dapat dilihat pada website LPS. pada aplikasi Informasi Status Simpanan Layak bayar/Tidak Layak Bayar yang dapat diakses di apps.lps.go.id.

Selain itu, dalam menjaga dana nasabah pun kepercayaan masyarakat terhadap institusi perbankan, LPS dan Lembaga-lembaga yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)) akan melakukan kolaborasi dan menyelaraskan kebijakan.

"Tergabung KSSK, ada 4 anggotanya LPS, Kemenkeu (Kementerian Keuangan), BI (Bank Indonesia), OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Ini diamanatkan untuk jaga sistem keuangan Indonesia sejak 2016 kita bersinergi," sebut Rifqi.

Dirinya menekankan keberhasilan KSSK dalam menjaga roda perekonomian saat terjadinya Pandemi COVID-19 sebagai salah satu contoh aksi nyata dan peran aktif yang dilakukan LPS untuk Masyarakat Indonesia.

"Saat COVID kemarin melakukan sinergi. Itu semua diputuskan KSSK. Itu pertumbuhan ekonomi Indonesia memang melemah, tapi dibandingkan negara lain jauh lebih baik. Sampai sekarang kalau kita intip Eropa sana kelemahannya belum pulih secara ekonomi," pungkasnya.

Sekadar informasi, LPS Financial Festival yang dilaksanakan pada 6-7 Agustus di Surabaya, hadir untuk meningkatkan literasi keuangan, memperluas wawasan generasi muda, dan mendorong terciptanya ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui rangkaian kegiatan edukatif dan interaktif, festival ini bertujuan memberdayakan generasi muda melalui pengetahuan keuangan.

LPS Financial Festival Surabaya hari pertama menampilkan beberapa tokoh senior, seperti Pendiri CT Corp Chairul Tanjung, dan Ketua Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun.

Selain itu, akan hadir juga beberapa tokoh dari berbagai kalangan seperti Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono, Mantan Menteri Kebudayaan Prof. Dr. Mohammad Nuh, Bankir Profesional Winardi Legowo, hingga Cak Lontong serta Raffi Ahmad.

Tidak ketinggalan, akan turut hadir antara lain Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dadak, Anggota Komisi XI DPR Wihadi Wiyanto, dan Presiden Direktur PT HM Sampoerna Ivan Cahyadi. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga akan hadir dan menyampaikan keynote speech pada hari kedua.

Masing-masing tokoh akan menyampaikan pandangannya terhadap berbagai hal yang menyangkut sektor keuangan, tentunya dalam upaya meningkatkan literasi keuangan berdasarkan pengalaman mereka sebagai praktisi dan pembuat kebijakan.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LPS Financial Festival Hadir di Surabaya, Yuk Segera Daftar!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular