Terhindar Dari Pinjol-Judol, LPS Ungkap Pentingnya Literasi Keuangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Komisioner LPS Bidang Program Penjaminan Simpanan Dan Resolusi Bank Didik Madiyono mengungkapkan literasi dan inklusi keuangan menjadi salah satu syarat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Literasi keuangan juga diharapkan dapat menjadi 'tameng' dalam menghindari penipuan-penipuan keuangan.
Didik mengatakan masyarakat diharapkan memiliki pemahaman dalam mengelola keuangan, dan memahami instrumen keuangan dengan benar. Dengan literasi keuangan yang baik, menurutnya masyarakat bisa terhindar dari investasi bodong, jeratan pinjaman online, hingga judi online
"Salah satu upaya kami salam meningkatkan literasi keuangan pergerakan finansial festivalĀ ini sarana edukasi inklusif. Kami ingin mendorong, generasi muda pelaku usaha kecil, tentang pentingnya menabung di bank, mengenal LPS dan memilikki keputusan keuangan lebih baik," ujar Didik dalam pembukaan LPS Financial Festival Surabaya, Rabu (6/7/2025).
Selain terhindar dari penipuan keuangan, menurutnya literasi dan inklusi keuangan bisa menggerakkan perekonomian terutama dari tingkat ultra mikro dan mikro.
"Untuk mencapai itu (pertumbuhan ekonomi 8%) potensi harus digerakkan secara optimal, terutama dari bawah. Jadi bukan hanya soal angka tetapi sejauh mana masyarakat ikut serta, di sinilah pentingnya literasi keuangan," ungkap Didik.
Sebelumnya, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menunjukkan kenaikan indeks literasi keuangan mencapai 66,46% dan indeks inklusi keuangan 80,51%. Hasil SNLIK 2025 ini meningkat dibanding SNLIK 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan 65,43% dan indeks inklusi keuangan 75,02%.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah, OJK Gandeng Ibu-Ibu
