
Bukan Omon-Omon, Badan Geologi AS Buktikan RI Raja Nikel Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa Indonesia menyimpan hingga 43% cadangan nikel dunia. Hal itu dikatakannya mengutip data Badan Geologi Amerika Serikat (AS).
"Bapak-Ibu semua, cadangan nikel di dunia oleh data Badan Geologi Amerika mengatakan yang 43% itu adalah Indonesia," jelas Bahlil di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Saat ini, Indonesia juga tengah mendorong proyek hilirisasi nikel dengan menyetop ekspor bijih nikel sejak tahun 2020. Tidak main-main, nilai ekspor proyek hilirisasi nikel tahun 2024 mencapai US$ 33,9 miliar setara Rp 555,51 triliun (asumsi kurs Rp 16.387 per US$). Meningkat tajam dibanding nilai ekspor nikel pada tahun 2017 sebesar US$ 3,3 miliar setara Rp 54,07 triliun.
Hilirisasi nikel di Indonesia juga dinilai berdampak pada pandangan dunia terhadap Indonesia. Bahkan, kesuksesan proyek hilirisasi nikel Indonesia mendorong persaingan bisnis global.
"Sekalipun saya tahu sekarang persaingannya luar biasa, ada negara lain yang melakukan kampanye hitam terhadap pengelolaan sumber daya alam Indonesia, seolah-olah itu tidak ramah lingkungan," tambahnya.
Melimpahnya cadangan nikel tersebut, membuat Indonesia mendorong pemanfaatannya menjadi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Salah satu jenis nikel yang dimanfaatkan adalah nikel kadar rendah (limonit).
"Dan untuk nikel, yang efisien untuk baterai itu adalah limonit. Saprolit bisa, tapi itu butuh turunan teknologi lagi. Dan itu biayanya dianggap cukup agak sedikit lebih mahal," tandasnya.
Mengutip data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Badan Geologi Kementerian ESDM, dengan data termutakhirkan Desember 2024, cadangan bijih nikel per tahun 2024 tercatat sebesar 5,913 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 3,818 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 2,095 miliar ton.
Artinya, apabila produksi bijih nikel per tahun diestimasikan sebesar 173 juta ton seperti data tahun 2024, maka sisa umur cadangan bijih nikel RI diperkirakan hanya sampai 34 tahun.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Penambangan Nikel di Wilayah Raja Ampat