Internasional

"Neraka Bolong" di Jepang, Suhu Panas Rekor 41,6 Derajat Celcius

sef, CNBC Indonesia
05 August 2025 13:06
People exposed to the sun hold parasols as they wait for a bus near a cooling mist as the Japanese government issued a heatstroke alert in Tokyo and other prefectures, in Tokyo, Japan July 9, 2025. REUTERS/Issei Kato       TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Suhu panas Jepang (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang mencatat rekor suhu 41,6 derajat Celcius Selasa (5/8/2025) di kota Isesaki. Kantor cuaca setempat, Badan Meteorologi Jepang (JMA), bahkan memperingatkan bahwa suhu dapat terus meningkat.

"Tingkat suhu ini melampaui rekor sebelumnya, yaitu 41,2 derajat Celcius, yang baru saja dicatat minggu lalu," tulis badan itu, dikutip AFP.

"Rekor suhu tertinggi sebelumnya adalah 41,1 derajat Celcius, tercatat pada tahun 2020 dan 2018."

Sebelumnya Senin, Jepang juga mencatat 17 rekor suhu panas. Gelombang panas semakin intens dan sering terjadi di seluruh dunia akibat perubahan iklim.

Mengutip laman yang sama, salah satunya adalah kota Komatsu, di wilayah tengah Ishikawa. Rekor baru suhu tercatat 40,3 derajat Celcius.

Kota Toyama di Prefektur Toyama, juga mencapai suhu tertinggi sejak pencatatan dimulai, mencapai 39,8 derajat Celcius. Sementara 15 lokasi lain di berbagai kota dan kabupaten mencatat suhu tertinggi baru antara 35,7C (96F) dan 39,8C, menurut JMA, yang memantau suhu di lebih dari 900 titik di Jepang.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan mengatakan dengan curah hujan yang rendah dan suhu panas, beberapa bendungan di wilayah utara hampir kosong. Petani khawatir bahwa kekurangan air dan suhu panas yang ekstrem dapat mengakibatkan panen yang buruk.

Di sisi lain, para ahli memperingatkan bahwa pohon sakura kesayangan Jepang mekar lebih awal karena iklim yang lebih hangat, atau terkadang tidak mekar sepenuhnya karena musim gugur dan musim dingin tidak cukup dingin untuk memicu pembungaan. Lapisan salju Gunung Fuji yang terkenal tidak terlihat untuk periode terlama yang tercatat tahun lalu, baru muncul pada awal November, dibandingkan dengan rata-rata awal Oktober.

Menurut data global dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), di belahan dunia lain, Eropa mengalami pemanasan tercepat per dekade sejak tahun 1990. Ini kemudian diikuti oleh negara-negara Asia.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada 'Neraka Bocor' Hantam Jepang, Korban Tewas Mulai Berjatuhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular