
Panas! Trump 'Deadline' Perdamaian Putin-Zelensky, Ancam Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, telah menetapkan tenggat waktu pada 8 Agustus untuk tercapainya kesepakatan damai guna mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Pernyataan ini disampaikan oleh seorang diplomat senior AS, John Kelley, kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (31/7/2025).
Dalam pernyataannya, Kelley dengan tegas menyampaikan pesan dari Presiden Trump bahwa sudah seharusnya Rusia dan Ukraina berdamai untuk mengakhiri perang yang pecah sejak Februari 2022 itu.
"Rusia dan Ukraina harus merundingkan gencatan senjata dan perdamaian yang langgeng. Sudah waktunya untuk membuat kesepakatan. Presiden Trump telah menegaskan bahwa ini harus dilakukan pada 8 Agustus," ujar Kelley di hadapan 15 negara anggota dewan. "AS siap untuk menerapkan langkah-langkah tambahan untuk mengamankan perdamaian."
Pernyataan di PBB ini menyusul ancaman yang dilontarkan langsung oleh Presiden Trump beberapa hari sebelumnya. Trump mengatakan bahwa AS akan mulai memberlakukan tarif dan tindakan lainnya terhadap Rusia "10 hari dari sekarang" jika Moskow tidak menunjukkan kemajuan berarti dalam mengakhiri perangnya di Ukraina.
Sejauh ini, tiga putaran perundingan antara Kyiv dan Moskow telah diadakan di Istanbul, Turki, sepanjang tahun ini. Meskipun perundingan tersebut berhasil menghasilkan beberapa pertukaran tahanan dan jenazah, belum ada terobosan signifikan yang mampu meredakan konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menyatakan niat negaranya untuk melanjutkan negosiasi di Istanbul. Namun, ia juga menuding pihak Barat menggunakan diplomasi sebagai alat untuk menekan Rusia.
"Meskipun ada pertemuan di Istanbul, di Barat, kelompok yang pro-perang tidak menghilang. Kami terus mendengar suara-suara dari mereka yang berpikir bahwa diplomasi hanyalah cara untuk mengkritik Rusia dan memberikan tekanan padanya," kata Polyanskiy.
Di sisi lain, perwakilan Ukraina menyambut baik tekanan yang lebih tegas terhadap Rusia. Wakil Duta Besar Ukraina untuk PBB, Khrystyna Hayovyshyn, menekankan bahwa Rusia harus dihadapi dengan "persatuan, keteguhan, dan tindakan."
"Kami mencari perdamaian yang komprehensif, adil, dan langgeng yang didasarkan pada prinsip-prinsip Piagam PBB, tidak kurang dari itu. Kami ulangi - gencatan senjata penuh, segera, dan tanpa syarat sangat penting. Itu adalah langkah pertama untuk menghentikan perang agresi Rusia terhadap Ukraina," tegasnya di hadapan dewan itu.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanpa Trump, Tim Putin-Zelensky Bakal Empat Mata di Turki
