Gerahnya Kemenperin, Ucap Gini Soal Kain Printing China Motif Batik

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 July 2025 19:55
Ilustrasi Kain Batik China. (Freepik/alizadelgun)
Foto: Ilustrasi Kain Batik China. (Freepik/alizadelgun)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menegaskan bahwa batik yang banyak beredar di masyarakat, namun desainnya dibentuk oleh mesin sebenarnya bukan tergolong ke dalam jenis batik. Sebaliknya, batik yang dibentuk melalui desain tangan, umumnya melalui tangan pembatik baru masuk ke dalam golongan batik.

"Batik yang kita anggap batik itu hanya cap dan tulis, atau modifikasi cap dan tulis. Jadi kalau mungkin batik-batik impor kebanyakan printing, itu bukan batik, jadi tidak bisa disamakan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Alexandra Arri Cahyani, Senin (28/7/2025).

Meski perkembangan industri tekstil sudah bisa membentuk banyak desain termasuk batik, namun itu tidak bisa 'membeli' batik hasil tangan perajin.

"Memang batik cap dan batik tulis itu kita dorong banget untuk bisa dikerjakan di lokal. Dan itu jarang bisa ditiru ya kalau yang seperti itu karena yang biasa beredar di lapangan itu ya printing," sebut Alexandra.

"Iya itu yang pakai mesin (tergolong) bukan batik. Ya produk lokal itu yang dicat, ditulis, ada pembatiknya juga. Jadi kita mau anak-anak muda mengkreasi itu," lanjutnya.

Meski demikian, ternyata masih banyak batik impor yang mudah ditemukan di lapangan, namun Kemenperin mengakui tidak bisa menyetop peredaran kain dengan motif batik di lapangan.

"Temuan di lapangan masih banyak juga ya? Banyak untuk batik-batik printing yang mungkin dari impor. Kalau untuk menyetop sepertinya ya itu ranahnya mungkin (Kementerian) Perdagangan ya. Tapi setidaknya minimal anak-anak muda ini juga tahu bahwa batik-batik printing itu bukan batik," sebutnya.

Meski digempur batik impor, namun untuk pasar ekspor pada triwulan I tahun 2025 mencatatkan nilai sebesar US$7,63 juta atau naik 76,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar US$4,33 juta.

Berdasarkan Direktori Sentra BPS tahun 2020, pelaku industri batik di Indonesia berjumlah sekitar 5.946 industri dan 200 sentra IKM yang tersebar di 11 provinsi.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batik RI Diborong Warga Dunia di Osaka, Belum Seminggu Stok Habis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular