
Timur Tengah Membara! Helikopter Iran Bentrok dengan Kapal Perang AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali memanas setelah sebuah helikopter angkatan laut Iran dikerahkan untuk mengusir kapal perusak milik Angkatan Laut AS di wilayah Teluk Oman. Insiden ini, menurut media pemerintah Iran, memaksa kapal perang AS untuk mundur dari wilayah itu setelah sempat mengancam akan menargetkan helikopter tersebut.
Konfrontasi tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat pada Rabu (23/7/2025).
Kantor berita Tasnim, sebagaimana dikutip Newsweek, melaporkan kapal perusak USS Fitzgerald mengancam akan menembak jatuh helikopter Iran jika tidak segera meninggalkan lokasi. Namun, pilot Iran tetap berada di tempat, dan akhirnya kapal perusak AS mengubah arah pelayarannya.
Tasnim bahkan membagikan sebuah video yang diklaim sebagai rekaman insiden tersebut.
Insiden ini terjadi di tengah periode ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran, terutama menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu. Serangan itu dilakukan selama konflik 12 hari antara Israel dan Iran, dengan tujuan melumpuhkan kemampuan pengayaan uranium milik Teheran.
Presiden AS Donald Trump mendesak Iran untuk kembali ke meja perundingan terkait program nuklirnya. Ia memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan kembali menyerang jika Iran berupaya membangun kembali fasilitas nuklir yang dihancurkan.
"Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan bom nuklir," tegas Trump, meskipun pihak Iran terus membantah bahwa mereka sedang mengembangkan senjata nuklir.
Di sisi lain, Iran juga menunjukkan sinyal keras dalam diplomasi internasional. Kazem Gharibabadi, perunding utama nuklir Iran sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri untuk urusan hukum dan internasional, menyatakan bahwa Iran mempertimbangkan untuk mundur dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons/NPT) jika negara-negara Eropa memutuskan untuk kembali memberlakukan sanksi internasional.
"Jika Eropa menerapkan kembali sanksi, kami tidak akan punya pilihan selain meninjau ulang komitmen kami terhadap NPT," kata Gharibabadi dalam sebuah konferensi pers di New York menjelang pertemuannya dengan perwakilan Prancis, Jerman, dan Inggris di Turki.
Meski Amerika Serikat telah menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018, ketiga negara Eropa itu-Prancis, Jerman, dan Inggris-masih menjadi bagian dari kesepakatan tersebut, bersama dengan Iran.
Namun, ketiganya telah memperingatkan akan menerapkan sanksi terhadap Iran jika tidak ada kesepakatan baru yang tercapai hingga akhir Agustus.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Murka, Ancam AS, Inggris dan Prancis
