Bos Indomaret Bicara Fenomena Rojali, Ungkap Kondisi di Toko

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
22 July 2025 21:50
Direktur Indomaret, Wiwiek Yusuf bersama kader GP Ansor saat konferensi pers penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Selasa (22/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Direktur Indomaret, Wiwiek Yusuf bersama kader GP Ansor saat konferensi pers penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Selasa (22/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena "Rojali" alias rombongan jarang beli tengah menjadi sorotan di dunia ritel, terutama pusat perbelanjaan dan mal. Istilah ini menggambarkan pengunjung yang ramai berdatangan ke toko, tetapi jarang melakukan pembelian. Meski fenomena ini marak terjadi di sejumlah mal, manajemen Indomaret memastikan kondisi tersebut tidak berlaku di jaringan gerai mereka.

Direktur Indomaret, Wiwiek Yusuf menyebut karakteristik konsumen Indomaret berbeda dengan pengunjung pusat perbelanjaan besar.

"Saya pikir begini, karena kan kalau fenomena itu kan lebih ke mal-mal ya. Nah kalau Indomaret ini kan lebih dekat ke konsumen," kata Wiwiek saat ditemui di usai acara penandatanganan Nota Kesepahaman dengan GP Ansor di Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Menurutnya, konsumen yang datang ke Indomaret umumnya memang sudah berniat berbelanja, bukan sekadar jalan-jalan atau mencari kenyamanan di dalam tempat berpendingin ruangan, seperti yang biasa terjadi di pusat perbelanjaan.

"Jadi artinya mereka yang butuh, perlu ke Indomaret. Kalau ke mal mungkin mereka ngadem istilahnya kalau dalam bahasa Jawanya ya. Ya itu bisa terjadi," jelasnya.

Ia menegaskan, hampir seluruh pelanggan yang datang ke Indomaret melakukan transaksi. "Tapi kalau selama di Indomaret, selama ini sih apa yang dia datang mereka biasanya berbelanja," imbuh dia.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasanuddin Ali juga menyoroti fenomena "Rojali" yang kini menghantui para pelaku industri ritel, khususnya mal dan pusat perbelanjaan besar.

"Rojali ini betul-betul sedang menjadi musuh para supermarket, para mall, jadi mal itu rame, tapi enggak ada yang beli," ungkap Hasanuddin dalam kesempatan yang sama.

Sembari berseloroh, Hasanuddin menyebut bahwa dirinya dan kader GP Ansor sebenarnya sudah lama mengenal budaya "Rojali".

"Bagi teman-teman, sahabat-sahabat Ansor, dari dulu kita ini Rojali. Kita pergi ke mall tak pernah beli, kita ini Rojali sejak dulu," ujarnya berseloroh.

Namun, ia kembali menekankan bahwa fenomena ini bukan hal sepele, karena berdampak nyata pada penjualan di berbagai pusat perbelanjaan.

"Tapi sekarang fenomena itu menghantui industri ritel. Terutama mall-mall, pasar-pasar di Jakarta yang besar-besar. Mall-nya rame, tapi mayoritas mereka enggak beli," kata Hasanuddin.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kelas Menengah Tertekan, Sektor Ritel 2025 Diprediksi Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular