Jepang Siap Siaga Megathrust Baru, Lebih Parah dari Tsunami 2011

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 July 2025 14:53
Orang-orang berlindung di luar gedung setelah gempa bumi di Miyazaki, Jepang bagian barat, Kamis, 8 Agustus 2024. (Kyodo News via AP)
Foto: Orang-orang berlindung di luar gedung setelah gempa bumi di Miyazaki, Jepang bagian barat, Kamis, 8 Agustus 2024. (AP/)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang tengah mempersiapkan potensi bencana megathrust yang bakal terjadi di masa depan. Termasuk memproyeksikan angka korban kematian yang mencapai 13 kali lipat dari gempa dan tsunami 2011 lalu.

Pemerintah Jepang pun telah merilis skenario kesiapsiagaan baru mengacu pada pemodelan gempa terkini.

Sebuah panel pemerintah memprediksi gempa bumi di negara tersebut bisa mencapai kekuatan hingga 9 SR. Gempa serupa diperkirakan terjadi sekitar 80% dalam 30 tahun ke depan.

Intensitas seismik juga diperkirakan mencapai maksimal 7 pada skala Jepang untuk 10 prefektur. Sementara lebih dari 24 wilayah mengalami kurang dari skala 6.

Tsunami setinggi 10 meter kemungkinan bisa terjadi di Tokyo dan 12 wilayah lain seperti Kanto hingga Kyushu. Sementara sejumlah wilayah lain bakal terdampak tsunami lebih dari 30 meter.

Salah satu ramalan panel pemerintah adalah gempa di Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan. Potensinya diperkirakan 75% hingga 82%.

Sebagai informasi Palung Nankai adalah jurang bawah laut dengan panjang 800 km. Letaknya sejajar dengan pantai Pasifik, tempat lempeng tektonik bergeser di bawah lempeng lainnya.

Gempa besar selalu terjadi di sana tiap 100-200 tahun selama 1.400 tahun. Bencana terakhir terjadi tahun 1946 lalu.

Terkait korban jiwa, panel memperkirakan bisa mencapai 298 ribu orang jika terjadi saat malam hari di musim dingin. Dengan kematian tertinggi terjadi karena tsunami, dikutip dari NHK, Sabtu (19/7/2025).

Jumlah korban yang meninggal bisa bertambah setelah bencana terjadi, diperkirakan mencapai 52 ribu orang.

Bencana itu akan membuat 12,3 juta orang dievakuasi seminggu setelah gempa atau 10% dari populasi Jepang saat ini. Kerugian ekonomi akan melanda Jepang mencapai 270,3 triliun yen atau dua kali lipat anggara setempat.

Pemerintah Jepang sendiri telah mengeluarkan mitigasi bencana di masa depan. Pada 2014, Dewan Manajemen Bencana Pusat Jepang mengeluarkan rencana kesiapsigaan dengan harapan mengurangi 80% jumlah kematian.

Namun sayangnya, langkah-langkah itu hanya bisa mengurangi 20% korban sejauh ini. Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengingatkan untuk semua pihak bisa bekerja sama menyelamatkan banyak orang dari bencana.

"Negara, pemerintah daerah, perusahaan dan lembaga nirlaba harus bersatu dan mengambil langkah penyelamatan sebanyak mungkin nyawa," kata Ishiba dikutip dari Straits Times, Sabtu (19/7/2025).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gempa M 6,3 Guncang Bengkulu, Terasa hingga Sumsel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular