Kena Tarif 19%, RI Masih Terus Lanjutkan Negosiasi dengan Trump

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
18 July 2025 15:21
Kolase bendera Indonesia dan Amerika Serikat (AS). (AP Photo)
Foto: Kolase bendera Indonesia dan Amerika Serikat (AS). (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia masih akan melanjutkan proses negosiasi tarif impor yang dikenakan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sebesar 19%.

"Tetap ada time break karena dengan USTR kita masih negosiasi terus masih," ungkap Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (18/7/2025).

"Bapak Presiden kan menyampaikan bahwa tarif resiprokal kita kemarin dari Trump udah memutuskan final 19% tapi masih ada ruang negosiasi di sana," ujarnya.

Pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sudah mempersiapkan kemungkinan intervensi kembali tarif yang sudah diberikan oleh Trump. Pasalnya, Indonesia memiliki beberapa produk komoditas yang bisa dibutuhkan oleh AS.

"Ada beberapa produk komoditas kita yang istilahnya Amerika itu sangat dibutuhkan oleh Amerika tidak bisa diproduksi di sana tapi sangat reliable kalau di ekspor dari Indonesia itu kita nego supaya tarifnya 0%," terangnya.

Adapun beberapa produk komoditas yang akan dinegosiasikan kembali. Seperti CPO, kopi, kakao hingga nikel. Namun Susi menjelaskan bahwa akan ada komoditas-komoditas lain yang akan ikut dinegosiasikan.

"Ada beberapa komoditas yang kita mintakan supaya 0% karena sangat dibutuhkan oleh Amerika dan katakan hanya bisa dari Indonesia reliable ekspornya. Jadi itu masih kita negokan banyak sekali dan mudah-mudahan itu bisa 0% jadi tidak semuanya kena tarif resiprokal yang final 19%," paparnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto pun juga sempat mengatakan bahwa ruang negosiasi masih terbuka. Dirinya mengaku puas jika tarif mencapai 0%. Namun, menurutnya dalam perdagangan itu selalu ada ruang untuk melakukan negosiasi.

"Ya kalau puas ya 0%. Ya kita terus akan, namanya hubungan dagang itu terus-menerus kita negosiasi," saat ditanya mengenai defisit perdagangan," ujarnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Balas Trump, Naikkan Tarif 34% untuk Barang dari AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular