Hashim: Prancis Tertarik Bangun Pembangkit Listrik Nuklir di RI

sef, CNBC Indonesia
16 July 2025 12:40
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Hashim S. Djojohadikusumo dan Ketua Umum KADIN, Anindya Novian Bakrie saat memberikan keterangan pers di Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025). (CNBC Indonesia/Seft Oktarianisa)
Foto: Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Hashim S. Djojohadikusumo dan Ketua Umum KADIN, Anindya Novian Bakrie saat memberikan keterangan pers di Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025). (CNBC Indonesia/Seft Oktarianisa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan banyak perusahaan Prancis yang ingin berpartisipasi dalam program kelistrikan RI. Hal ini ditegaskannya saat bertemu di Paris, Prancis, di sela-sela kedatangan Presiden RI ke perayaan Bastille Day dengan undangan khusus Presiden Emmanuel Macron.

"Banyak perusahaan Eropa khususnya Prancis, ingin berpartisipasi dalam program misalnya kelistrikan," tegasnya saat ditemui seusai Breakfast Forum Kadin and Madef (Mouvement des Entreprises de France), Selasa waktu setempat, dikutip Rabu (16/7/2025).

"Kalian juga tahu ya bahwa industri nuklir Prancis sangat kuat. (Sebanyak) 80% listrik di Prancis, itu hasil dari tenaga nuklir. Ya, mungkin perusahaan Prancis, mau partisipasi dalam program itu," ujarnya menjelaskan program Presiden Prabowo Subianto.

Ia mengatakan Presiden juga sudah setuju dengan pembangunan 500 megawatt tenaga nuklir di RI. Ke depannya, ini akan ditingkatkan menjadi 10 gigawatt tenaga nuklir.

"Sebenarnya belum ditentukan," ujarnya menyebut lokasi.

"Tetapi sebagian besar di Indonesia bagian Barat, sesuai kebutuhan. Tapi ya nanti di Indonesia bagian timur juga dibutuhkan," jelasnya.

Khusus Indonesia bagian timur, Hashim mengatakan modelnya akan berupa small modular reactors (SMR). Mengacu pada laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan International Atomic Energy Agency (Badan Atom Nasional/IAEA), SMR memiliki kapasitas di bawah 300 megawatt.

"Dan mungkin juga akan terapung," tambahnya. "Kapal atau kapal tongkang, itu untuk Indonesia bagian timur."

Menurutnya pula unsur keselamatan juga sudah bukan masalah. Dikatakannya tenaga nuklir sebenarnya adalah yang paling aman di dunia.

Ia mengacu pada tiga kecelakaan nuklir di dunia. Menurutnya semuanya terjadi karena kesalahan tenaga manusia sehingga kemungkinan penggunaan artificial intelligence (AI) menjadi penting.

"Dalam 40-50 tahun hanya tiga masalah. Yang satu itu di Chernobyl, yang satu lagi di Three Mile Island, ytang terakhir di Fukushima," katanya.

"Dan ternyata setelah dikaji, itu semua human error... Itu semua kesalahan tenaga manusia. Jadi salah satu yang bisa kita pakai adalah AI," tambahnya lagi.

"Nanti tenaga nuklir akan dikendalikan dengan komputer dan sebagainya supaya tidak ada human error lagi. Nanti tenaga manusia hanya pelengkap saja."

Merujuk RUPTL 2025-2034, dalam 10 tahun ke depan pemerintah RI berencana membangun 69,5 gigawatt pembangkit baru. Merujuk data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sekitar 76% adalah energi baru terbarukan (EBT).


(sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siaga Perang Baru di Eropa, Perang Nuklir Prancis VS Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular