Mining Zone Special Dialogue

Wamen Investasi Beberkan 3 Kekuatan RI Jadi Tempat Investasi Dunia

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
10 July 2025 16:15
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Todotua Pasaribu dalam program CNBC Indonesia Economic Update. (CNBC Indonesia TV)
Foto: Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Todotua Pasaribu dalam program CNBC Indonesia Economic Update. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan mendapatkan investasi sebesar Rp 13.000 triliun sampai 2029 demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8% di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengatakan, setidaknya ada tiga faktor yang menjadi kekuatan Indonesia untuk bisa tetap dilirik dunia sebagai negara tujuan investasi.

Faktor pertama, menurutnya yaitu stabilitas politik. Dia menyebut, stabilnya kondisi politik Indonesia dalam 10-15 tahun terakhir, meski di tengah berbagai era dan proses politik, baik pemilihan kepala daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) atau Pemilihan Umum (Pemilu), menurutnya ini menjadi salah satu kunci daya tarik investasi negara ini.

"Kalau kita lihat kurang lebih sekitar 10-15 tahun belakangan ini memang kondisional berbicara situasi politik di Indonesia juga cukup stabil, sangat stabil. Kondisi ekonomi kita juga cukup stabil dan sangat stabil karena kita beberapa kali 2019 dan di 2024 itu bisa melewati yang namanya proses politik secara nasional dengan baik. Nah, ini juga menunjukkan bahwa stabilitas kondisional politik yang ada di negara kita ini, ini juga yang menjadi salah satu catatan bagi dunia internasional untuk melihat atau dunia investasi untuk melihat faktor stabilitas politiknya di negara itu, ini kita terpenuhi," paparnya pada acara Mining Zone Special Dialogue CNBC Indonesia, Kamis (10/07/2025).

Kemudian, faktor kedua yaitu stabilnya perekonomian RI. Dia menyebut, rata-rata pertumbuhan ekonomi RI sebesar 5% per tahun dalam 10 tahun terakhir juga menjadi kunci daya tarik negara-negara luar untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kemudian yang kedua, stabilitas ekonomi kita juga lihat dalam 10 tahun belakangan ini, angka pertumbuhan ekonomi kita cukup stabil di angka 5%, dan ini kalau kita lihat bagi negara-negara berkembang yang lain dengan fluktuatif mereka yang bahkan turun jomplang dan naik, ini kita punya angka yang stabil, dan ini juga yang menjadi parameter dilihat oleh dunia investasi, situasi politik, situasi ekonomi kita cukup stabil," jelasnya.

Lalu faktor ketiga, dia menyebut, yaitu masifnya pembangunan infrastruktur, terutama di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai, perbaikan rantai pasok logistik tak lain karena dipicu masifnya pembangunan infrastruktur.

"Infrastruktur ini sudah mulai terurai dan sangat masif, dan ini yang memang akan kita apa namanya, yang akan kita tinggal sekarang bagaimana strateginya terhadap kluster-kluster kawasan-kawasan atau area-area yang akan kita tumbuhkan menjadi area strategi investasi," ujarnya.

"Jadi, tiga faktor utama itu adalah faktor-faktor yang cukup signifikan, situasi politik, kemudian situasi ekonomi, kemudian kita juga sudah mulai masuk dengan konsep yang berbicara hilirisasi, diversifikasi bisnis, kemudian juga stabilitas situasi negara, dan juga memang bagi bangsa kita yang populasinya nomor empat di dunia, kita punya angka populasi 280 yang mungkin sekarang juga sudah menuju kepada 300 juta, ini demand market yang sangat signifikan, dan juga posisi geografis negara kita itu yang berada dalam posisi yang menghubungkan antara west to east dan north to south sangat strategis, jadi ini yang menjadi fundamental dasar, dan ini juga yang menjadi selalu menjadi basis kita ini dalam melihat dan mengelola roadmap investasi," bebernya.

Dia memaparkan, dalam 10 tahun terakhir ini di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia berhasil mendatangkan investasi sebesar Rp 9.100 triliun. Dengan realisasi tersebut, ditambah dengan target pertumbuhan ekonomi 8% di era Pemerintahan Prabowo Subianto, RI harus meningkatkan investasi hingga Rp 13.000 triliun hingga 2029.

Sumber investasi tersebut berasal dari investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/ FDI) dan investasi domestik (Domestic Direct Investment). Adapun Pulau Jawa masih mendominasi tempat investasi, yakni mencapai 51% dan 49% sisanya non-Jawa.

Dalam 2-3 tahun terakhir ini, dia menyebut, industri logam memberikan sumbangan cukup besar terhadap angka investasi. Kemudian, menyusul, industri rantai pasok logistik, transportasi, telekomunikasi, ekonomi kreatif, pariwisata, dan lainnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Makin Mesra, Investasi Malaysia di RI Masuk 5 Besar

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular