
Video: BPOM Gencar Tingkatkan Transparansi Untuk Redam Krisis Farmasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menekankan pentingnya membangun ketahanan nasional di sektor pangan dan farmasi. Ia menyebut, salah satu tantangan terbesar selama ini adalah kurangnya transparansi lembaga dalam pengawasan dan edukasi publik terkait penggunaan obat, khususnya antibiotik.
Salah satu contoh krusial adalah penggunaan antibiotik. Taruna mengungkapkan bahwa selama lima tahun terakhir, sekitar 80% antibiotik digunakan oleh masyarakat tanpa resep dokter. Padahal, penggunaan antibiotik yang tidak tepat berisiko menyebabkan resistensi antibiotik, yang dapat berujung pada silent pandemic atau kondisi ketika obat tidak lagi efektif menyembuhkan infeksi. Taruna menegaskan bahwa BPOM kini aktif mengumumkan dan menyosialisasikan informasi secara terbuka agar masyarakat paham. Selain itu, pengawasan terhadap industri farmasi pun diperketat, dengan pendampingan dan panduan langsung dari BPOM agar proses produksi dan distribusi sesuai standar keamanan.
Saksikan dialog Dina Gurning bersama Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam Economic Update 2025 di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Jumat (04/07/2025).
-
1.
-
2.
-
3.