Khamenei Klaim Kemenangan Perang Atas Israel, Sebut Hal Ini ke Trump!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
27 June 2025 06:15
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melambaikan tangan selama pertemuan di Teheran, Iran, 27 Oktober 2024. (via REUTERS/Office of the Iranian Supreme Le)
Foto: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melambaikan tangan selama pertemuan di Teheran, Iran, 27 Oktober 2024. (via REUTERS/Office of the Iranian Supreme Le)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei secara tegas mengatakan, bahwa Iran tidak akan pernah menyerah kepada Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan Khamenei dalam pidato pertamanya di depan publik sejak 19 Juni 2025 lalu.

Khamenei menyatakan kemenangan Iran setelah 12 hari berperang dengan Israel, puncaknya pada serangan Iran ke pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, di Qatar, pasca AS bergabung dengan serangan Israel.

"Presiden AS (Donald Trump) menegaskan bahwa Amerika tidak akan puas dengan apa pun selain penyerahan diri Iran. Tapi kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi," kata Khamenei mengutip Aljazeera, Jumat (27/6/2025).

Pidato ini juga muncul di tengah-tengah laporan yang saling bertentangan di AS mengenai tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan AS terhadap situs-situs nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan selama konflik.

Di mana, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan tersebut "melenyapkan" fasilitas-fasilitas nuklir tersebut.

Namun Khamenei mengatakan bahwa Trump telah "melebih-lebihkan" dampak dari serangan tersebut. Ia bahkan bilang, bahwa AS tidak mendapatkan apa-apa dari perang ini. "Serangan AS tidak memperoleh apa pun yang signifikan, terhadap fasilitas nuklir Iran," ungkap dia.

"Republik Islam menang, dan sebagai pembalasan memberikan tamparan keras pada wajah Amerika," katanya, merujuk pada serangan rudal Iran yang menargetkan pangkalan udara AS di Qatar, yang tidak menimbulkan korban jiwa.

Dalam laporan Al Jazeera di Teheran, Khamenei fokus pada angkatan bersenjata negara itu, serta memberikan ucapan selamat kepada mereka.

Sementara warga Iran yang melarikan diri dari Teheran selama perang secara bertahap kembali ke kota, "Ada kecemasan umum di antara orang-orang Iran di sini juga karena mereka percaya bahwa ini hanyalah gelombang pertama perang," kata Serdar dari Al Jazeera.

"Banyak yang mempertanyakan efisiensi sistem pertahanan udara Iran, dan merasa bahwa Iran bisa menjadi lebih rentan terhadap potensi serangan di masa depan dari AS dan Israel," tambah Serdar.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mullah Iran Kecam Donald Trump Gegara Nuklir, Perang Semakin Dekat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular