
PHE ONWJ Lepas Anjungan Baru Ramah Lingkungan ke Pesisir Laut Jawa

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengirim topside Anjungan OOA, berbobot 530 metrik ton, dari lokasi fabrikasi Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX, milik PT Meitech Eka Bintan, anak perusahaan PT Meindo Elang Indah di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Pengiriman dilakukan melalui jalur laut dan menuju pantai utara Jawa Barat.
Kegiatan pelepasan topside Anjungan OOA dihadiri perwakilan SKK Migas, Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream, Regional Jawa Pertamina Subholding Upstream, PHE ONWJ dan pemangku kepentingan lain. Di antaranya Taufan Marhaendrajana, Deputi Eksploitasi SKK Migas, Nanang Untung dan Paiman Raharjo, Dewan Komisaris PHE, Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Muhamad Arifin, Plt. Direktur Utama Pertamina EP Regional Jawa, Rahmat Ali Hakim, VP Production and Operations Regional Jawa, dan Muzwir Wiratama, General Manager PHE ONWJ.
Sebelumnya, struktur jacket anjungan seberat 200 metrik ton dikirim terlebih dulu pada Sabtu (7/6) dari lokasi yang sama. Kedua struktur Anjungan OOA akan dirakit dan dihubungkan melalui pipa penyalur bawah laut berdiameter 12 inci sepanjang 14 km ke fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, Indramayu.
Pipa penyalur bawah laut ini pada kedalaman 2 meter (TOP) di bawah seabed sesuai regulasi Pemerintah Indonesia.
Anjungan OOA merupakan bagian dari proyek pengembangan lapangan minyak dan gas OO-OX yang dikelola PHE ONWJ, yang bertujuan meningkatkan produksi migas nasional. Selain pembangunan Anjungan OOA, proyek ini juga akan melakukan pemboran 4 sumur pengembangan, yaitu OOA-1, OOA-2, OOA-3, dan OOA-4.
Melalui upaya ini, Lapangan OO-OX diestimasi mampu menghasilkan tambahan 2.996 barel minyak per hari (BOPD), dan 21,26 juta standar kubik gas per hari (MMSCFD) ketika mulai berproduksi pada kuartal I-2026.
"Keberadaan Anjungan OOA diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi Lapangan OO-OX yang dikelola PHE ONWJ. Peningkatan produksi ini sejalan dengan visi Perusahaan untuk mensukseskan swasembada energi sesuai Program Asta Cita," ujar Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Upstream Pertamina Awang Lazuardi, dikutip Rabu (25/6/2025).
Deputi Eksploitasi SKK Migas Taufan Marhaendrajana menyampaikan, penyelesaian berbagai proyek migas yang strategis diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap produksi minyak dan gas bumi nasional dengan mengkonversi cadangan menjadi produksi
"Terutama dalam menahan laju penurunan alamiah produksi migas melalui berbagai aktivitas pemeliharaan dan pengembangan sekaligus memberikan dampak nyata terhadap peningkatan produksi," kata dia.
VP Production & Operations Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Rahmat Ali Hakim, menegaskan bahwa proyek ini merupakan salah satu kontribusi untuk memperkuat energi nasional.
"Kami berkomitmen untuk mendukung target pemerintah dalam meningkatkan produksi migas secara bertanggung jawab sekaligus beradaptasi dengan dinamika global yang menekankan keberlanjutan energi," katanya.
Proyek ini dilaksanakan Kontraktor Pelaksana PT Meindo Elang Indah (PDN) dan melibatkan kolaborasi sejumlah entitas/subholding di lingkungan Pertamina. Mulai dari rekayasa teknik, pengadaan barang dan jasa, fabrikasi dan instalasi anjungan, penggelaran pipa penyalur bawah laut, hingga penyediaan kapal pendukung berbendera Indonesia.
Semua tahapan dilakukan dengan standar keselamatan baik di area lepas pantai, jalur pipa darat serta fasilitas pengolahan di darat/OPF di Balongan, Indramayu.
Selain fokus pada peningkatan produksi, PHE ONWJ juga menunjukkan komitmen terhadap lingkungan dengan pemasangan panel-panel surya berkapasitas 14.22 kW di Anjungan OOA untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam mengoperasikan anjungan lepas pantai ini. Penggunaan teknologi panel surya di Anjungan OOA bukan hanya inovasi teknis, melainkan sebagai implementasi dalam mengurangi jejak karbon dan mengembangkan energi terbarukan di sektor migas
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menambahkan bahwa komitmen terhadap praktik energi terbarukan merupakan bagian dalam menjalankan operasi produksi migas yang ramah lingkungan.
"Dengan terus memperluas penggunaan energi surya, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberi contoh bagi industri migas Indonesia dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan," ujar dia.
Pada 2022, PHE ONWJ memperoleh dua rekor MURI untuk penggunaan energi surya di fasilitas migas, yang menandai langkah menuju produksi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Topside Anjungan OOA diperkirakan tiba di lokasi kerja, di pesisir utara Laut Jawa pada sekitar 6 Juli 2025. Tahap pekerjaan berikutnya termasuk pekerjaan instalasi jacket, pekerjaan pondasi piling, dan dilanjutkan dengan instalasi topside.
Selanjutnya, sebelum dapat beroperasi, sejumlah pekerjaan instalasi darat (onshore) dan lepas pantai (offshore) lainnya akan dieksekusi, meliputi instalasi pipa bawah laut dan darat serta modifikasi pada aset Onshore Processing Facility (OPF) Balongan. Seluruh pekerjaan akan dieksekusi dengan menerapkan prinsip safer, faster, better atau selamat, lebih cepat, dan menghasilkan kualitas yang lebih baik.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina terus melakukan inovasi dan kolaborasi untuk meningkatkan produksi migas demi mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pertamina melakukan optimalisasi produk dalam negeri untuk mendukung target produksi minyak nasional 1 juta barrel, untuk mencapai target swasembada energi sekaligus menumbuhkan industri domestik," ujar Fadjar.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gaspol Hilirisasi, Bahlil Bakal Lakukan Terobosan Ini
