Internasional

Perubahan Jam Operasional Bisa Buat Restoran Inggris Untung

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
15 June 2018 18:43
Bar dan restoran Inggris bisa memperoleh lebih dari Rp 92,7 triliun setiap tahunnya jika menyesuaikan jam operasionalnya dengan pola konsumen modern.
Foto: Reuters
London, CNBC Indonesia - Bar dan restoran Inggris yang sedang kesusahan bisa memperoleh lebih dari 5 miliar poundsterling (Rp 92,7 triliun) setiap tahunnya jika menyesuaikan jam operasionalnya dengan pola konsumen modern, kata sebuah riset dari Barclays hari Kamis (14/6/2018).

Melansir Reuters, restoran-restoran di Inggris menghadapi kondisi belanja konsumen yang lesu dan kompetisi ketat dan menyebabkan kedai burger Byron dan restoran makanan Italia Prezzo menutup gerai-gerainya tahun ini.

Jasa pengiriman makanan berbasis aplikasi, seperti Deliveroo dan Just Eat, adalah tantangan untuk para pemain tradisional. Namun, Barclays mengatakan berbagai restoran bisa menggunakan platform tersebut untuk mendorong pendapatan dengan menjual makanan takeaway siang dan malam.

"Lingkungan waktu luang saat ini memang menghadirkan sejumlah tantangan untuk berbagai sektor bisnis," kata Mike Saul selaku Head of Hospitality and Leisure di Barclays.

"Mereka yang tidak beradaptasi dengan permintaan konsumen yang baru berkembang ini berisiko tertinggal di lingkungan yang selalu kompetitif."

Restoran, kedai makanan takeaway dan pub, bar serta klub bisa menghasilkan pendapatan tambahan senilai 5,5 miliar poundsterling setiap tahunnya dengan menyesuaikan jam operasional mereka, kata riset dari Barclays.

Termasuk pusat kebugaran, bioskop, dan pengelola tempat hiburan lainnya, total keuntungan tahunan industri ini bisa mencapai 6,75 miliar pounds.


Penelitian yang mensurvei 2.334 orang dan 553 bisnis ini menemukan bahwa seperlima pekerja Inggris mengharapkan jasa 24 jam di semua sektor perhotelan dan hiburan.

Riset itu juga menemukan bahwa sementara 42% bisnis telah menerima permintaan jam operasional yang lebih fleksibel, hanya 4% yang mengatakan mereka mengalami kerugian bisnis karena tidak beroperasi sesuai keinginan konsumen.

"Sementara jumlah konsumen yang cukup signifikan memiliki permintaan yang berat, sebagian besar jasa hiburan Inggris yakin mereka sesuai dengan permintaan operasional konsumen mereka," tulis laporan riset tersebut.

"Dengan banyaknya konsumen siap membayar harga premium untuk layanan di jam yang tidak biasa, bisnis yang dapat memenuhi permintaan terpendam ini meraih peluang yang signifikan."
(prm) Next Article Ribuan Restoran Tiarap Gegara Covid-19, Begini Nasibnya Kini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular