
Trader Wajib Waspada! Ini Sederet Bentuk Manipulasi Broker

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu kekhawatiran yang dirasakan banyak trader saat memilih broker keuangan adalah risiko menjadi korban berbagai trik yang dianggap mencurigakan. Octa pun memberikan pemaparan terkait sejumlah praktik meragukan yang mesti diwaspadai oleh para trader saat melakukan kegiatan trading di pasar.
Seperti diketahui, contract for difference (CFD) dalam trading memiliki kerangka peraturan dan protokol keamanan yang matang. Namun, di samping broker yang sah, terdapat area gelap di bidang trading yang diliputi isu penyalahgunaan, manipulasi, dan ketidakjujuran.
Ini merupakan bagian dari rangkaian senjata kecurangan yang digunakan oleh para broker meragukan untuk menipu atau merugikan klien mereka.
Mengutip informasi yang disampaikan broker internasional, Octa, pada Selasa, (9/9/2025), pihak yang paling rentan terhadap risiko tersebut adalah trader retail yang kurang berpengalaman atau tidak memiliki kesadaran teknis untuk mendeteksi praktik yang mencurigakan.
Dalam rangka memberikan trading yang adil bagi klien, Octa sebagai broker senantiasa menawarkan transparansi penuh yang mencerminkan semua biaya dan pengeluaran dalam ketentuan dan syaratnya. Octa juga memiliki tujuan untuk mempertahankan prosedur penarikan dana yang cepat dan efisien serta menjaga akun klien yang terpisah untuk memastikan deposit trader aman dan mudah diakses. Kepercayaan terhadap Octa dibuktikan oleh rekam jejak yang panjang dan sukses, serta ribuan ulasan positif online.
Kalangan trader yang kurang berpengalaman mungkin akan beranggapan bahwa semua broker itu sama. Mereka juga mungkin berpikir bahwa faktor pembeda broker hanyalah spread, bonus, dan promosi. Namun, tidak semua pelaku industri bermain dengan aturan yang sama.
Sebagaimana diketahui, salah satu taktik paling umum yang digunakan oleh broker yang mencurigakan adalah manipulasi harga. Alih-alih menyediakan harga pasar asli secara real-time, broker semacam ini justru menawarkan kuotasi yang terdistorsi atau tertunda kepada klien. Trik seperti itu memungkinkan mereka memicu order stop-loss, menunda order take-profit, serta merealisasikan trade pada tingkat harga yang tidak pernah ada di pasar yang lebih luas.
Pada saat situasi ini terjadi, pihak trader mungkin tidak menyadari manipulasi tersebut. Di sisi lain, trader tersebut mungkin yakin bahwa posisi mereka ditutup karena volatilitas pasar atau dimulai pada harga yang tidak menguntungkan karena kurangnya likuiditas. Namun faktanya, pergerakan harga bisa saja dibuat secara artifisial oleh broker.
Praktik buruk tersebut kerap terjadi ketika broker bertindak sebagai pihak lawan dari trade klien mereka dan mendapatkan keuntungan ketika trader kalah. Ini merupakan suatu konflik kepentingan mendasar yang mendorong jenis manipulasi tersebut.
Manipulasi lainnya di pihak broker adalah penyalahgunaan slippage. Asal tahu saja, slippage harga dalam trading merujuk pada perbedaan antara harga yang diharapkan dari sebuah trade dan harga aktual di mana trade dieksekusi. Hal ini terjadi lantaran fluktuasi pasar yang cepat atau likuiditas rendah, sehingga menyebabkan harga instrumen berubah antara penempatan dan pengisian order.
Di pasar yang sangat dinamis, slippage tidak dapat dihindari. Akan tetapi, beberapa broker menyalahgunakan fenomena ini untuk keuntungan mereka dengan mengeksekusi trade pada harga yang lebih buruk ketika momentumnya menguntungkan mereka.
Pada saat yang sama, broker tersebut mengabaikan slippage yang menguntungkan ketika pasar bergerak untuk kepentingan klien. Seiring berjalannya waktu, pendekatan yang tidak etis ini dari pihak broker dapat menyebabkan erosi profit yang signifikan bagi trader, terutama jika strategi mereka bergantung pada margin eksekusi ketat.
Bentuk manipulasi selanjutnya adalah broker yang mungkin sengaja menunda eksekusinya ketika seorang trader mencoba memasuki atau keluar dari trade, terutama di pasar yang bergejolak. Alih-alih mengonfirmasi order, platform merespons dengan kuotasi ulang dengan menawarkan harga yang kurang menguntungkan.
Penundaan ini sangat merugikan bagi scalper, menghabisi profit mereka dan membuat strategi mereka tidak berguna. Dalam kasus yang lebih ekstrem, broker menolak untuk mengeksekusi trade yang menguntungkan atau secara misterius menonaktifkan platform trading pada saat yang 'tepat'.
Maraknya taktik broker yang meragukan berakar pada minimnya transparansi dan akuntabilitas yang mendasar. Di lingkungan trading yang diregulasi, broker diharuskan untuk memisahkan dana klien, mengikuti praktik industri terbaik, dan memberikan transparansi penuh terhadap ketentuan dan biaya mereka.
Di sisi lain, broker yang menggunakan taktik meragukan berkembang dalam ketidakjelasan. Dalam hal ini, broker yang meragukan akan cenderung mengacaukan keadaan dengan menawarkan kata-kata yang tidak jelas dan janji-janji yang tidak realistis sambil menghindari komunikasi yang jelas dengan klien. Untuk menemukan broker yang terpercaya, maka trader harus meneliti syarat dan ketentuan mereka, melihat status regulasi mereka, serta membaca ulasan online.
Disclaimer
Artikel ini tidak mengandung atau merupakan nasihat investasi atau rekomendasi, dan tidak memperhitungkan tujuan investasi, situasi keuangan, atau kebutuhan Anda. Setiap tindakan yang diambil berdasarkan konten ini sepenuhnya menjadi risiko dan kebijaksanaan Anda sendiri, Octa tidak bertanggung jawab atas kerugian atau konsekuensi apa pun yang timbul.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
