MARKET DATA

BI Jor-joran Ekspansi Likuiditas, Porsi SRBI Bakal Terus Menyusut

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
17 December 2025 15:11
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Maret 2025. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Maret 2025. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan lebih agresif dalam ekspansi likuiditas. Uang primer ditargetkan bisa menembus double digit.

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (17/12/2025)

"Ini cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar ekspansi likuiditas ke perbankan bisa mengalir ke sektor riil dengan sinergitas dengan fiskal dengan pak Menkeu untuk dorong ekspansi likuiditas bisa mengalir ke sektor riil," jelasnya.

Langkah yang ditempuh adalah menurunkan porsi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Pada awal tahun 2025 SRBI mencapai Rp916,97 triliun, kini turun menjadi Rp735,67 triliun.

"SRBI itu sekarang sudah turun lebih dari Rp200 triliun dan itu menambah likuiditas," jelasnya.

BI juga membeli SBN, hingga 16 Desember 2025 mencapai Rp327,45 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp241,99 triliun.

Perry menambahkan, pihaknya akan memberikan remunerasi atas penempatan dana bank pada excess reserves untuk meningkatkan fleksibilitas perbankan dalam memanfaatkan kelebihan likuiditas untuk penyaluran kredit/pembiayaan ke sektor riil. Besaran remunerasi pada excess reserves ditetapkan sebesar 25 bps di bawah tingkat suku bunga Deposit Facility, yakni sebesar 3,50%, sedangkan remunerasi pada Giro Wajib Minimum (GWM) tetap sebesar 1,50%.

"BI terus dorong pertumbuhan uang primer menjadi 2 digit selama 2026," ujarnya.

(ras/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Siap 'Mati-Matian' Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI


Most Popular
Features