MARKET DATA

PGEO Kembangkan Green Data Center Berbasis Panas Bumi Pertama di RI

Romys Binekasri,  CNBC Indonesia
15 December 2025 08:15
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mulai dibangun. Pembangkit "hijau" ini ditargetkan rampung pada Desember 2024 mendatang. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mulai dibangun. Pembangkit "hijau" ini ditargetkan rampung pada Desember 2024 mendatang. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) akan mengkaji peluang pengembangan data center berbasis panas bumi pertama di Indonesia. Tujuannya, untuk memperluas pemanfaatan energi bersih.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Edwil Suzandi mengungkapkan, langkah ini diperkuat melalui kolaborasi strategis dengan Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Menururtnya, kesepakatan ini akan menjadi fondasi teknis dan komersial bagi peta jalan pengembangan infrastruktur green data center, yang selanjutnya jadi dasar untuk masuk ke tahap implementasi.

"Terobosan ini merupakan langkah strategis untuk membuka peluang baru industri digital beremisi rendah di Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia tengah memasuki era transformasi digital yang mendorong lonjakan kebutuhan data center," ujarnya mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/12).

Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat bahwa tren ini ditopang oleh lebih dari 212 juta pengguna internet serta fasilitas data center yang diperkirakan terus bertambah hingga 2029-2030. Berdasarkan proyeksi pertumbuhan konsumsi kelistrikan di industri, hampir 26% didorong oleh pertumbuhan data center.

Kapasitas data center nasional diproyeksikan naik dari 520 megawatt (MW) pada 2025 menjadi 1,8 gigawatt (GW) pada 2030. Hal ini membuka peluang bagi PGE untuk terlibat lebih jauh dalam sektor digital rendah karbon.

"PGE ingin menjadi bagian dari perjalanan ini, memastikan bahwa pertumbuhan digital Indonesia dibangun dengan bertanggung jawab dan berkelanjutan," tutur Edwil.

Sementara, Ketua Umum Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) Hendra Suryakusuma menegaskan bahwa data center memegang peranan vital sebagai infrastruktur digital utama dalam mendukung transformasi digital nasional.

"Transformasi digital Indonesia memerlukan fondasi infrastruktur yang tidak hanya andal dan mampu berkembang, tetapi juga selaras dengan komitmen nasional terhadap transisi energi yang lebih berkelanjutan," tuturnya.

Menururtnya, pemanfaatan energi panas bumi untuk data center adalah langkah strategis yang menjawab dua tantangan utama sekaligus, yaitu ketersediaan energi jangka panjang dan penurunan emisi karbon secara sistemik.

"Inisiatif ini menjadi preseden baik yang penting bagi arah kebijakan pertumbuhan ekonomi ke depan, di mana keberlanjutan bukan lagi opsi, tetapi sebuah keniscayaan. DPRO percaya bahwa kemitraan lintas sektor seperti ini akan mempercepat terbentuknya ekosistem digital yang berdaya saing global," jelas Hendra.

Sedangkan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, Administrasi Umum Fakultas Teknik Universitas Indonesia Dr. Ing. Ir. Dalhar Susanto mengatakan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia melihat inisiatif ini sebagai momentum penting untuk memperkuat riset terapan dan hilirisasi teknologi di bidang energi dan infrastruktur digital.

Integrasi pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi listrik hijau bagi pengembangan data center membuka peluang besar bagi lahirnya solusi inovatif yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga relevan bagi kebutuhan industri masa depan. Kami siap memberikan dukungan akademik dan keilmuan untuk memastikan proyek ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi ekosistem energi dan digital Indonesia.

"Pengembangan data center berbasis panas bumi merupakan langkah strategis untuk menghadirkan infrastruktur digital yang efisien, andal, dan beremisi rendah, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi digital global," sebutnya.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan PGEO Naik Jadi Rp3,3 Triliun sepanjang 2025


Most Popular
Features