MARKET DATA

Rupiah Menguat 0,21%, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.655

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
25 November 2025 15:15
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (25/11/2025).

Melansir data Refinitiv, mata uang Garuda terapresiasi 0,21% ke posisi Rp16.655/US$, sekaligus menjadi level penutupan terkuat dalam dua pekan terakhir atau sejak 10 November 2025. Sepanjang perdagangan, rupiah bergerak pada rentang Rp16.650-Rp16.677/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau melemah tipis 0,02% ke level 100,124.

Penguatan rupiah pada perdagangan hari ini seiring dengan merosotnya sentimen dolar AS di pasar global, setelah komentar bernada dovish dari sejumlah pejabat Bank Sentral AS (The Fed) yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC Desember.

Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyampaikan sinyal dukungan terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember, dengan menyoroti meningkatnya risiko di pasar tenaga kerja. Nada dovish ini sejalan dengan pernyataan Presiden Fed San Francisco Mary Daly serta Presiden Fed New York John Williams, yang keduanya menilai ruang penyesuaian kebijakan semakin terbuka.

Waller juga menegaskan bahwa arah kebijakan tahun depan sangat bergantung pada segelombang data ekonomi yang tertunda akibat penutupan pemerintahan AS sebelumnya, sehingga pasar memperkirakan ruang pelonggaran dapat semakin besar.

Kombinasi komentar tersebut mendorong pelaku pasar meningkatkan proyeksi penurunan suku bunga The Fed. Berdasarkan CME FedWatch yang mencatat probabilitas pemangkasan 25 basis poin pada Desember kini melonjak menjadi 81%, jauh lebih tinggi dibandingkan 42,4% pada pekan lalu.

Dengan ekspektasi pasar yang semakin dovish, dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang utama, sehingga memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat.

Ke depan, pelaku pasar masih akan menantikan rangkaian rilis data ekonomi AS pekan ini. Mulai dari retail sales, indeks harga produsen (PPI), pesanan barang tahan lama (durable goods orders), hingga klaim tunjangan pengangguran mingguan, yang berpotensi memberi petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan The Fed dan pergerakan dolar.

(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menutup Pekan Naik Tipis, Dolar AS Turun ke Rp16.625


Most Popular