Mundur dari CEO GOTO, Ini Profil Patrick Walujo
Jakarta, CNBC Indonesia - Pucuk pimpinan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Patrick Walujo akan segera meninggalkan jabatannya sebagai Direktur Utama. Penggantinya pun akan segera diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mendatang, yang dijadwalkan pada tanggal 17 Desember 2025.
Diketahui, Patrick Walujo menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan teknologi dengan ekosistem digital terbesar tersebut sejak Juni 2023. Artinya, pendiri perusahaan modal swasta (PE) terkemuka di Asia Tenggara Northstar tersebut akan segera mengakhiri masa jabatannya di GOTO setelah dua tahun lamanya.
Patrick Sugito Walujo sebelumnya merupakan komisaris GOTO. Ia juga pernah menjabat sebagai co-founder dan managing partner Northstar Group, yang ikut dia dirikan pada 2003. Northstar saat ini merupakan perusahaan investasi terkemuka Indonesia dengan portofolio pada sejumlah perusahaan finansial.
Selain itu, Patrick yang juga menantu salah satu orang terkaya di Indonesia Theodore Permadi Rachmat (TP Rachmat) mengawali karir di Goldman Sachs sebagai analis. Kemudian dia dipercaya sebaga senior vice president (SVP) di Pacific Century Ventures Ltd di Tokyo.
Salah satu sentuhan tangan dingin Patrick adalah PT Bank BTPN Tbk (BTPN). Bersama bankir senior Jerry Ng, keduanya membawa transformasi besar ke BTPN.
Duet Patrick dan Jerry Ng kemudian berlanjut di PT Bank Jago Tbk (ARTO). Setelah diakuisisi dan melakukan dua putaran aksi korporasi berupa right issue, ARTO saat ini menjadi salah satu bank digital yang menjadi acuan di Indonesia.
Patrick tercatat sebagai salah satu pemegang saham Bank Jago melalui perusahaan Wealth Track Technology (WTT). Mengacu pada data KSEI, WTT kini mengempit 11,69% saham ARTO, di mana sebagian lagi sebesar 21,4% dimiliki oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa atau yang dikenal sebagai GoPay.
Rekam jejak Patrick sebagai investment bankers juga terlihat di berbagai korporasi besar. Mulai dari industri pertambangan, telekomunikasi, logistik, fintech, bank, pembiayaan hingga startup.
Nama Patrick juga dikenal sebagai investor awal perusahaan yang didirikan oleh Nadiem Makarim, Gojek. Dia kemudian juga mengawal Gojek hingga akhirnya melebur dengan Tokopedia menjadi GOTO.
Adapun selain duduk di kursi Dewan Komisaris di GOTO, Patrick juga menjabat sebagai Komisaris di emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) sejak 2021 hingga sekarang.
Dalam riwayat pendidikannya, Patrick mengenyam pendidikan di sekolah Kolese Kanisius pada tahun 1987 hingga 1993. Kemudian ia meraih gelar Bachelor's Degree (sarjana) Operations Research & Industrial Engineering.
Dalam pengunduran dirinya sebagai pemimpin pucuk GOTO, Patrick Walujo menyampaikan apresiasi kepada seluruh keluarga besar GoTo atas dedikasi luar biasa selama dirinya menjadi CEO, dan menyebut kerja keras seluruh tim telah menjadi kunci dalam membawa GoTo pada posisi yang lebih baik.
Patrick juga memberikan ucapan selamat kepada Hans, yang telah memegang peran penting dalam perjalanan GoTo selama hampir satu dekade.
"Beliau memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai operasional GoTo, mulai dari pengalaman di lapangan hingga keputusan strategi korporasi. Kapabilitas kepemimpinan yang telah teruji serta integritas yang dimilikinya menjadikan Hans sosok yang tepat untuk memimpin GoTo memasuki babak baru perjalanannya," ujar Patrick.
Sementara itu, manajemen GOTO menyebutkan nominasi dan transisi ini merupakan bagian dari proses suksesi yang telah disiapkan secara matang oleh Direksi yang mencerminkan komitmen Perusahaan untuk memastikan stabilitas, kesinambungan strategi, dan penguatan eksekusi operasional seiring GoTo memasuki fase pertumbuhan berikutnya menuju profitabilitas berkelanjutan.
Komisaris Utama GoTo, Agus Martowardojo mengucapkan terima kasih kepada Patrick atas kepemimpinannya yang luar biasa selama dua setengah tahun terakhir dan menyebut perusahaan telah menyaksikan periode transformasi yang signifikan di bawah arahan Patrick.
"Sejak ditunjuk pada Juni 2023, Patrick telah membawa GoTo melewati proses transformasi yang memperkuat fundamental keuangan Perusahaan, mempertajam fokus operasional, serta memberikan kembali kejelasan terhadap arah jangka panjang Perusahaan," ujar Agus.
(ayh/ayh)[Gambas:Video CNBC]