Perusahaan China Ramai-Ramai Caplok Emiten Kecil di RI, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonsia — Sepanjang tahun ini, sejumlah emiten berkapitalisasi kecil mencuri perhatian pasar setelah mencatat kenaikan harga yang sangat signifikan.
Kenaikan harga saham-saham emiten tersebut kemudian diikuti dengan akuisisi oleh investor strategis dari China.Â
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perusahaan China mengakuisisi emiten kecil di RI. Menurutnya, saat ini ekonomi China sedang mengalami pemulihan kinerja ekonomi.
"Karena juga dipengaruhi oleh meredanya sentimen perang dunia, terutama Trump dan Tiongkok," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/11).
Pemulihan ekonomi China mendorong perusahaan-perusahaan negeri tirai bambu tersebut melakukan ekspansi, salah satunya merambah ke bisnis komoditas di Indonesia.
"BLUE, PGJO, dan KOKA ini kan juga emiten komoditas. Jadi ini ekspansi rantai pasokan komoditas, walaupun juga downstreaming ya dilakukan oleh Tiongkok ke Indonesia ya," ucapnya.
Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung strategi bisnis perusahaan China agar mendapatkan akses sumber daya alam di bumi pertiwi. "Jadi wajar saja kan Tiongkok itu melakukan ini, peningkatan kepemilikan saham ya," ucapnya.
Sementara, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, sebenarnya hal ini sudah terjadi secara global selama lebih dari sepuluh tahun. Likuiditas China yang sangat besar membuat perusahaan-perusahaan China berinvestasi di berbagai negara.
"Bukan hanya membeli perusahaan-perusahaan, juga menyalurkan pinjaman," imbuhnya.
Selain itu, Ia menambahkan, China juga membutuhkan banyak sumber daya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi mereka.
"Mencaplok perusahaan komoditas Indonesia sangat wajar mengingat kita memiliki sumber daya yang melimpah dan pertaturan yang lebih longgar," pungkasnya.
Berikut beberapa saham yang diakusisi perusahaan asal China di sepanjang tahun ini:
1. PGJO
PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (kode saham PGJO), juga dikenal sebagai Pigijo, bergerak di platform teknologi marketplace pariwisata digital. PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) dikabarkan akan diakuisisi oleh perusahaan asal China, PT Zhengyu Global Trading (ZGT).
Dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Zhengyu Global Trading (ZGT) menyampaikan niatnya untuk mengambil alih kepemilikan saham PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN), Henri Widodo, Ing Ing Cindy Eva, Claudia Ingkiriwang, Ellen Yanury Luassa, dan Adi Putera Widjaja dalam PGJO.
Total saham yang akan diakuisisi mencapai 493,1 juta lembar, atau setara dengan 61,96% dari modal ditempatkan dan disetor PGJO.
Aksi korporasi ini akan menjadikan ZGT sebagai pemegang saham pengendali PGJO.
Sebagai informasi, ZGT dan PGJO memiliki industri yang berbeda. PGJO adalah perusahaan teknologi di bidang pariwisata yang menaungi platform Pigijo.
Sementara, ZGT diketahui merupakan perusahaan yang bergerak di industri perdagangan besar bahan bakar padat, cair, dan gas, serta logam dan bijih logam.
Pada 31 Juli 2025, ZGT telah merampungkan akuisisi PGJO melalui PT Batu Investasi Indonesia (BIP) sebanyak 493.088.500 atau setara dengan 61,69% modal ditempatkan dan disetor penuh PGJO.
Kini BIP resmi menjadi pengendali saham PGJO yang baru. Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (POJZK) Nomor 9/POJK.04/2018, pengendali baru wajib melakukan tender offer.
Sebagai informasi, PGJOÂ sepanjang tahun berjalan, hingga 20 November 2025 sudah terbang 1.291,3% ke level 1.280. Pada awal tahun PGJOÂ bertengger di level 92.Â
2. KRYA
Emiten konstruksi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi mengakuisisi 51% kepemilikan saham di perusahaan electric vehicle (EV) PT Green City Traffic (merek ECGO). Hal ini seiring proses perubahan bisnis perseroan pasca-pengalihan pengendali.
"Jumlah Saham sebesar 10.418.000saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham sehingga seluruhnya berjumlah Rp10.41 miliar," sebagaimana disebut dalam keterbukaan informasi BEI, Senin, (11/8/2025).
Setelah akuisisi ini, KRYA berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) untuk menghimpun dana Rp200-300 miliar guna mendukung ekspansi ECGO pada 2026. Perseroan menargetkan penjualan gabungan 55.000 unit di pasar ojol dan non-ojol, serta mencapai penjualan kumulatif lebih dari 1 juta unit dalam lima tahun.
President Director KRYA William Teng mengatakan, selain margin kotor hingga 40% dari penjualan motor dan baterai, bisnis penyewaan baterai akan menjadi sumber pendapatan KRYA ke depan. Pasalnya perseroan menggunakan teknologi protokol tertutup, sehingga motor ECGO hanya dapat digunakan dengan baterai serupa.
Sebelumnya, Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) atau BKPJ secara resmi memulai proses Due Diligence sebagai bagian dari rencana akuisisi mayoritas saham oleh perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh Rich Step International Ltd. (RSIL) dan PT Green Power Group Tbk. (LABA).
Dalam keterbukaan informasi, KRYAÂ menyampaikan rencana akuisisi ini bertujuan untuk menjadikan emiten konstruksi tersebut sebagai bagian dari strategi bisnis global Rich Step International Ltd. Terutama dalam pengembangan portofolio di sektor perdagangan, penyertaan modal dalam anak perusahaan, serta bisnis kendaraan listrik (Electronic Vehicle).
Adapun mayoritas saham KRYA yang hendak diakuisisi tersebut dimiliki oleh PT Bangun Karya Artha Lestari (48,8%), Dharmo Budiono (16,85%), Brigitta Notoamodjo (13,87%), dan Pramana Budiharjo (0,0001%). Lantas, saham KRYA yang hendak diakuisisi RSIL dan LABA mencapai sekitar 79,52%.
Rich Step International merupakan perusahaan investasi asal Hong Kong. Seiring dengan aksi korporasi tersebut, saham KRYA melesat 251,85% sepanjang tahun berjalan ke level 190. Pada awal tahun saham KRYA diperdagangkan di level 54.Â
3. KOKA
PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengumumkan rencana akuisisi saham oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd.
PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengumumkan rencana akuisisi saham oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd.
Mengutip keterbukaan informasi perusahaan, Selasa (16/9/2025), Ningbo Lixing berencana mengambil alih 63,5% saham disetor dan beredar KOKA. Dengan selesainya aksi korporasi ini, Ningbo Lixing akan menjadi pemegang saham pengendali baru perseroan.
Manajemen KOKA menyebut, tujuan akuisisi ini adalah untuk mengembangkan dan memperluas jaringan bisnis, khususnya di sektor konstruksi infrastruktur.
"Setelah proses akuisisi selesai, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. sebagai pemegang saham pengendali baru PT Koka Indonesia Tbk akan melaksanakan Penawaran Tender Wajib (MTO)," tulis manajemen dalam keterbukaan.
Saat ini, kedua pihak masih melakukan pembahasan terkait harga akhir dan tanggal penyelesaian transaksi. Proses akuisisi dan MTO akan dijalankan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku.
Sebagai informasi, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. berbasis di Zhejiang, China, dengan lini bisnis utama meliputi manajemen perusahaan, konsultasi manajemen, layanan konsultasi informasi, dan manajemen investasi.
Senasib dengan dua emiten sebelumnya, saham KOKA lompat 441,54% sepanjang tahun berjalan ke level 352. Padahal awal tahun saham KOKA hanya bertengger di level 65.Â
4. BLUE
Terbaru, PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) atau Blueprint Indonesia tengah menjajaki rencana akuisisi terhadap Dragonmine Mining (Hong Kong) Limited.
Melalui keterbukaan informasi BEI, Perseroan menyampaikan telah menerima surat dari Dragonmine Mining bernomor 01/EXT/DM/XI/2025 tertanggal 5 November 2025 terkait penyampaian pengumuman negosiasi atas rencana tersebut.
Negosiasi dilakukan antara para pemegang saham BLUE yaitu Herman Tansri, Siek Agung Guntoro, Fadjar Tasrif, Rudy Tasrif, dan PT Cetak Biru Kapital dengan pihak Dragonmine Mining (Hong Kong) Limited. Pengumuman mengenai proses negosiasi itu telah dipublikasikan melalui surat kabar Harian Terbit pada Rabu, 5 November 2025.
"Informasi atau Fakta Material yang disampaikan saat ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan," sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat, (7/11/2025).
Pengumuman negosiasi ini disampaikan sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Aturan tersebut mengatur kewajiban pengungkapan informasi terkait proses akuisisi saham di perusahaan publik.
Seiring pemberitaan tersebut, saham BLUE berada di level Rp2.370 sebelum suspensi pada Kamis, (6/11/2025). Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp990,66 miliar.
BLUE pada awal tahun ini nyaris tidak bergerak di kisaran level 330. Memasuki kuartal ketiga, saham BLUE terbang hingga nyaris 10 kali lipat bila dibandingkan dengan harga awal tahun.Â
(mkh/mkh)[Gambas:Video CNBC]