Gebrakan Perry Warjiyo Sukses Mendigitalkan Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia terus mengalami perkembangan hingga saat ini, setelah Bank Indonesia (BI) mengeluarkan cetak biru atau Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2019.
Pada saat itu, Gubernur BI Perry Warjiyo memulai garapan digitalisasi sistem pembayaran dengan memperkenalkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Sistem itu membuat seluruh transaksi bisa dilakukan tanpa uang tunai.
Setelah tujuh tahun beroperasi, QRIS kini sudah digunakan oleh 57 juta pengguna, termasuk di dalamnya ialah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM sebanyak 30 juta pengguna.
"Dan alhamdulillah QR Indonesia Standard menyelamatkan Indonesia dari Covid-19 karena membantu distribusi bantuan sosial dan semuanya," kata Perry dalam acara pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit and Expo 2025 di Jakarta International Convention Center, Kamis (30/10/2025).
Keberadaan QRIS kini makin mendorong perkembangan transaksi digital, yang sebelumnya hanya dilayani melalui mobile dan internet banking. Jumlah transaksi digital kata dia per saat ini sudah menembus 13 ribu transaksi dengan nilai Rp 60 triliun.
Dengan kehadiran sistem transaksi digital itu, volume dan nilai transaksi ekonomi keuangan digital Indonesia juga makin membesar, bahkan tumbuh drastis dalam lima tahun ke depan.
Perry mengatakan, ekonomi keuangan digital yang didorong salah satunya oleh peningkatan aktivitas perdagangan daring atau e-commerce volumenya sudah mencapai 37 miliar transaksi dengan nilai Rp 400 ribu-Rp 500 ribu triliun.
"Akan naik empat kali lipat pada 2030 yakni menjadi 147,7 miliar transaksi. Nilainya dikalikan saja Rp 520 ribu triliun dikalikan empat," tegas Perry.
Sistem QRIS pun terus dikembangkan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC). Layanan terbaru QRIS yang diperkenalkan saat ini bernama QRIS Tap In & Out ini membuat penggunanya tak lagi harus memindai kode QR lewat ponsel.
QRIS Tap In & Out per hari ini telah diresmikan penggunaannya untuk masyarakat untuk 5 moda transportasi di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok (Jabodetabek). Adapun, lima moda transportasi ini mencakup KAI Commuter Line, Trans Jakarta, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, dan MRT.
Di sisi lain, layanan QRIS sebetulnya tidak hanya beroperasi di dalam negeri.Terbaru, bertepatan dengan Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80, QRIS resmi dapat digunakan di Jepang. Hal itu sebagai tanda perluasan penggunaan QRIS di luar Asia Tenggara (ASEAN), setelah sebelumnya dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura.
"Dan hari ini kita launching juga dengan Korea Selatan untuk uji coba sandboxing. Insya Allah tahun depan mulai nyambung QRIS nya," tegas Perry.
Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia sendiri juga telah dilanjutkan untuk periode 2030. Di dalamnya tidak lagi hanya berbicara tentang digitalisasi transaksi dan rupiah, melainkan juga sudah masuk pada upaya digitalisasi sekuritas.
"Kita akan keluarkan bagaimana sekuritas Bank Indonesia, kita ada versi digitalnya, digital rupiah Bank Indonesia dengan underlying SBN, versi stablecoin-nya nasional Indonesia," kata Perry.
Dengan adanya rencana ini, BI akan fokus mengembangkan 3 pilar keuangan digital, yakni perluasan akseptasi dan inovasi, penguatan struktur industri dan menjaga stabilitas industri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto megakui, digitalisasi ekonomi keuangan di Indonesia seperti dengan kehadiran QRIS dan elektronifikasi sistem pembayaran memang telah membuat layanan transaksi kini turut berkontribusi pada inklusi keuangan.
"Pemanfaatan sektor keuangan digital melalui QRIS telah menjangkau pelaku usaha termasuk warung kecil, dilakukan oleh UMKM. Dan ini menunjukkan bahwa digitalisasi telah tumbuh secara organik dari masyarakat," tegas Perry.
Dengan proses digitalisasi terhadap ekonomi itu, Airlangga pun turut meyakini nilai ekonomi digital Indonesia akan menjadi salah satu yang terbesar di ASEAN hingga 2030.
Ia menyebutkan, pada 2024 nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan mencapai $ 90 miliar atau setara Rp 1.496,15 triliun. Namun, dalam lima tahun ke depan atau tepatnya pada 2030 akan mencapai Rp 400 miliar atau setara Rp 6.649,63 miliar.
"Ekonomi digital telah tumbuh pesat dan menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN," kata Airlangga
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI: 39 Juta UMKM Sudah Pasang QRIS, Ini Bukti RI Melek Digital!