PT IIM Ungkap Potensi Pertumbuhan Reksa Dana, Ini Buktinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sebanyak 643 ribu investor baru tercatat pada September 2025. Hal ini menandakan, industri pasar modal domestik terus mencatat pertumbuhan positif, ditandai dengan meningkatnya jumlah investor baru yang masuk ke pasar sepanjang tahun ini.
Secara kumulatif, jumlah investor pasar modal meningkat 3,79 juta secara year to date (ytd), menjadi total keseluruhan investor yang tercatat di pasar modal mencapai 18,66 juta investor, atau tumbuh 25,50% secara tahunan.
Direktur PT Insight Investments Management (PT IIM), Ria M. Warganda, menilai lonjakan jumlah investor baru tersebut menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan industri reksa dana di Indonesia.
"Pertumbuhan jumlah investor yang pesat menunjukkan semakin besarnya minat masyarakat terhadap instrumen pasar modal. Kami melihat hal ini sebagai momentum untuk mendorong peningkatan AUM reksa dana, khususnya di segmen pendapatan tetap yang memiliki karakter cenderung stabil dan sesuai dengan profil risiko investor baru," ujar Ria dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025).
Per September 2025, Dana Kelolaan (AUM) industri reksa dana secara keseluruhan tercatat mencapai Rp. 581,19 triliun, dengan kontribusi reksa dana pendapatan tetap kembali mencatat pertumbuhan AUM tertinggi sejak awal tahun (ytd) mencapai 36,78%. Ria menambahkan, kenaikan AUM tersebut tidak lepas dari meningkatnya kepercayaan investor terhadap reksa dana pendapatan tetap di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Dalam situasi yang dinamis, investor cenderung memilih instrumen dengan risiko yang lebih terukur, sehingga mendorong arus masuk ke reksa dana pendapatan tetap," jelasnya.
Ria melanjutkan, tren positif ini juga sejalan dengan penguatan pasar obligasi domestik yang terjadi pada September 2025, di tengah penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
"Bank Indonesia memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% pada September 2025, langkah yang mencerminkan arah kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Tren penurunan suku bunga ini umumnya berdampak positif bagi pasar obligasi, karena mendorong kenaikan harga obligasi dan memperkuat prospek kinerja instrumen pendapatan tetap. Dengan demikian, peluang imbal hasil reksa dana pendapatan tetap ke depan menjadi semakin menarik bagi investor," jelas Ria.
Ia menilai bahwa kombinasi antara meningkatnya basis investor dan kebijakan suku bunga yang lebih longgar menjadi katalis utama bagi penguatan kinerja reksa dana pendapatan tetap hingga akhir tahun.
"Kami melihat produk berbasis obligasi akan tetap atraktif karena menawarkan keseimbangan antara potensi imbal hasil dan stabilitas. Dalam kondisi seperti ini, reksa dana pendapatan tetap memiliki posisi strategis untuk memberikan hasil yang kompetitif di tengah tren penurunan suku bunga," lanjutnya.
Selain faktor makroekonomi, Ria menekankan pentingnya pendalaman literasi dan edukasi investasi sebagai langkah berkelanjutan untuk memastikan pertumbuhan investor baru diimbangi dengan pemahaman yang memadai.
"Tantangan ke depan bukan hanya menarik investor baru, tetapi juga memastikan mereka memiliki pemahaman tentang profil risiko dan horizon investasi yang sesuai. Karena itu, kami di PT IIM terus memperkuat inisiatif literasi pasar modal melalui berbagai kanal digital dan program edukasi," jelas Ria.
Sejalan dengan tren industri, PT IIM mencatat peningkatan dana kelolaan dalam produk reksa dana pendapatan tetap. Dalam satu tahun terakhir per 30 September 2025 dana kelolaan pada produk reksa dana pendapatan tetap PT IIM tumbuh di atas 13% seiring meningkatnya kepercayaan terhadap profil risiko yang lebih terukur.
"Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa semakin banyak investor yang memahami karakter instrumen pendapatan tetap sebagai pilihan ideal di tengah dinamika pasar. Kami melihat pola yang sehat, di mana investor mulai menyeimbangkan antara potensi imbal hasil dan risiko dengan lebih matang," ujar Ria.
PT IIM juga mencatat kinerja positif pada produk-produk reksa dana pendapatan tetapnya, yang tumbuh konsisten di tengah volatilitas pasar global. Penguatan ini tidak hanya didorong oleh faktor makroekonomi, tetapi juga oleh semakin matangnya pemahaman investor terhadap konsep value investing yakni pendekatan investasi yang menekankan pada nilai intrinsik dan potensi jangka panjang.
"Investor kini semakin rasional dalam menentukan strategi investasinya. Pemahaman terhadap value investing mendorong mereka untuk melihat peluang dari instrumen yang memiliki fundamental kuat dan stabilitas kinerja, seperti reksa dana pendapatan tetap," kata Ria.
Salah satu produk Reksa Dana PT IIM, Reksa Dana Fixed Income Insight TRIM Golf Pro Acceleration Fund (I-GOLF) yang baru diluncurkan 5 Februari 2025 mencatat pertumbuhan solid sejalan tren penguatan produk reksa dana pendapatan tetap.
Dari sisi kinerja, Reksa Dana I-GOLF Kelas B mencatat performa historis yang solid. Per 30 September 2025, produk ini membukukan imbal hasil 6 bulan sebesar 7,94%, melampaui benchmark yang berada di 5,65%. Lebih lengkapnya, produk Reksa Dana I-GOLF Kelas B
dapat dilihat di website PT IIM.
"Dengan karakter yang stabil, reksa dana pendapatan tetap akan tetap menjadi pilihan strategis bagi investor yang mengutamakan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Kami percaya segmen ini memiliki ruang pertumbuhan yang kuat, didukung oleh basis investor yang semakin luas dan kesadaran yang tumbuh terhadap pentingnya investasi jangka panjang yang bernilai," pungkas Ria.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raih Cuan Ratusan Juta dari BEI melalui Investor Reward Program 2025