Saham Energi & Konsumer Anjlok, IHSG Tak Kuasa Bertahan di 8.100
Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menutup perdagangan di zona merah, Selasa (28/10/2025).
Indeks berakhir di level 8.092,63, merosot 0,3% atau -24,52 poin. Sebanyak 359 saham naik, 324 turun, dan 273 tidak bergerak.
Nilai transaksi mencapai Rp 19,72 triliun. Sebanyak 29,26 miliar saham berpindah tangan dalam 2,29 juta kali transaksi.
Mengutip Refinitiv, sektor energi turun paling dalam, yakni -1,68% dan diikuti oleh konsumer primer -1,5% serta bahan baku -1,06%.
Sebaliknya sektor properti menjulang naik 2,65%. Begitu pula dengan kesehatan dan konsumern non-primer yang masing-masing naik 2,17% dan 1,73%.
Ada tiga saham yang menjadi pemberat utama indeks hari ini. Pertama, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menyeret indeks turun dengan bobot -17,03 indeks poin.
Emiten grup Sinar Mas ini masih melanjutkan koreksi dengan penurunan -4,98% ke level 84.375 pada perdagangan hari ini.
Kemudian saham Astra (ASII) yang dalam sepekan terakhir menguat, tampaknya mulai terjadi aksi profit taking. Astra mengalami koreksi 4,17% ke level 6.325, setelah sepekan sebelumnya naik lebih dari 5%.
ASII berkontribusi -12,24 indeks poin terhadap pelemahan IHSG hari ini.
Lalu saham Amman Mineral (AMMN) tercatat menjadi beban sebesar -10,22 indeks poin. Saham emiten terafiliasi Salim ini turun 4,51% ke level 6.875.
Pada hari ini investor tampaknya masih wait and see setelah IHSG ambruk pada perdagangan kemarin. Sebagaimana diketahui, sejumlah saham tersengat sentimen negatif dari isu mengenai aturan baru free float indeks MSCI.
Apabila hal tersebut benar, maka sejumlah saham terancam didepak dari MSCI. Saham-saham Prajogo Pangestu terdampak signifikan.
Sementara itu sepanjang perdagangan intraday, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net sell) sebanyak Rp470,3 miliar di seluruh pasar. Rinciannya, sebesar Rp4,3 triliun foreign sell dan Rp3,8 triliun foreign buy.
Terdapat beberapa saham yang paling banyak dilepas asing, seperti BBRI Rp 158,4 miliar, BMRI Rp 101,3 miliar, dan ASII Rp 57,1 miliar.
Lalu saham-saham yang mencetak net buy terbesar adalah AADI Rp 64,9 miliar, BREN Rp 41,1 miliar, dan BRPT Rp 38,7 miliar.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Kompak Borong Saham BMRI dan BBNI Saat IHSG Bangkit